mjoharudin@gmail.com BAB 1 : Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap
peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah.
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan
hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya
cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya,
ternyata banyak proses yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua
atau lebih cabang ilmu yang merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang
telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika, dan Geofisika.
Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih
mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun
di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang
diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang
meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
Rasa ingin tahu dan terbentuknya ilmu pengetahuan
Beberapa
binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya piker namun
terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta
turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan
hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan
perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari
masa ke masa dan dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan
manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki
nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk
melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan
kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan
dasar dari munculnya rasa ingin tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”.
Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap
suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar
dua tahun adalah “apa” nama
benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan
selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil
dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan
pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya
kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan
yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari
pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki
manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada
generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu
maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan
berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
A. Dasar-dasar Pengetahuan
Seperti dijelaskan di Bab Pendahuluan di atas, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu.
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena :
1. Bahasa yang bersifat komunikatif
2. Pikiran yang mampu menalar.
B. Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun pendekatan ilmiah.
Adapun penemuan ilmu pengetahuan mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1. Prasangka
2. Intuisi
3. Trial and error
Juga
penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun
referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta
yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.
1. Kriteria ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria sebagai berikut:
a. Logis atau masuk akal
b. Objektif
c. Metodik
d. Sistematis
e. Berlaku umum atau universal
f. Kumulatif
2. Langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:
a. Perumusan masalah
Yang
dimaksud masalah adalah menyangkut topic atau objek yang diteliti
batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang
terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau
bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
b. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan.
c. Pengujian Hipotesis
Merupakan
upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan
diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
d. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan
diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan
pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan.
Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
2. Logika Induktif, terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).
3. Sikap Ilmiah
a. Jujur
b. Objektif
c. Terbuka
d. Toleran
e. Skeptis
f. Optimis
g. Pemberani
h. Kreatif dan inovatif
i. Dapat membedakan antara opini dan fakta
j. Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan
k. Teliti, hati-hati dan saksama dalam bertindak
l. Selalu ingin tahu
C. Perkembangan IPA
Untuk
menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau
penelitian yang terus-menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan
landasan pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan atau strata ilmu
dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1. Hipotesis
Merupakan
strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang
diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab
penelitian yang sedang dilakukan.
2. Teori
Merupakan
strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang
telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi
dengan teori baru yang lebih tepat.
3. Hukum dan dalil
Merupakan
strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji
terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
Ilmu
pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau
diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan
siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah
terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.
D. Perkembangan IPA Klasik dan Modern
Penggolongan
IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan
waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu
kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu fenomena alam.
IPA
klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern
yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun
pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai
disiplin ilmu yang ada.
E. Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya
1. Klasifikasi IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
a. Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.
b. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
c. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah laku sosial.
d. Etnologi,
cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem
sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.
e. Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau individu.
f. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
g. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.
b. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
a. Fisika,
mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang
bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik
kelistrikan, teknik nuklir
b. Kimia,
mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan
perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia
organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini
dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak
c. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
Ø Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
Ø Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
Ø Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup
Ø Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam mahkhluk hidup
Ø Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup
Ø Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
Ø Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis
Ø Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu
c. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
a. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral)
b. Astronomi,
membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi
bintang, planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan
dalam navigasi, kalendar dan waktu
2. Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu
a. Pemfokusan Ilmu
Dengan
pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20
menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih
spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi
pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan
getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya,
subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu.
Sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau
bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna.. untuk dapat
menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih memfokuskan
atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin ilmu
tertentu.
b. Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin
ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan
lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS.
Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan
ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan
Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan
pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh
interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin
IPA.
Perkembangan
interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat.
Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan
kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan
berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu
diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin
ilmu.
BAB 2 Bumi dan Alam Semesta
1 Bumi
Pandangan Geosentris
dan Heliosentris
Pada awalnya manusia
menganggap bahwa matahari mengitari bumi. Anggapan ini yang mendasari hipotesis
Geosentris dan Ptolomeus. Ptolomeus (70-147) menjelaskan gerak bulan, planet,
dan matahari ini dengan menempatkan lingkaran – lingkaran kecil pada gerak
planet, matahari, dan bulan pada lapisan yang berotasi mengelilingi bumi.
Pandangan Ptolomeus
yang memandang bumi sebagai pusat alam semesta dinamakan pandangan atau
Hipotesis Geosentris, pandangan ini bertahan sampai abad pertengahan.
Covernicus (1473-1543) mengemukakan untuk menempatkan matahari sebagai pusat tatasurya (1515). Pendapat
Covernicus ini disebut Sistem Heliosentris. Covernicus ini memandang gerak
planet planet ini berbentuk lingkaran mengitari matahari termasuk juga bumi.
Susunan planet – planet dalam sistem Tatasurya, mulai dari planet yang terdekat
ke matahari yaitu : Mercurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
dan Pluto.
Bumi Sebagai Planet
Bumi mengorbit
matahari dalam lintasan elips (Hk. Keppler I), pada jarak rata rata 149,6 juta
km.karena lintasannya berbentuk elips maka jarak matahari dan bumi selalu
berubah. Ekuator bumi tidak sebidang dengan bidang orbit bumi, melainkan miring
sekitar 23,50 . Kemiringan ini menyebabkan terjadinya empat musim
(panas, gugur, dingin, dan semi ) pada daerah sub tropika, diakibatkan oleh
tumukan meteorit sewaktu bumi baru terbentuk..
Ketika bumi berotasi,
kedudukan sumbunya tidak tetap. Keadaannya seperti gasing yang sedang berputar
tetapi hamper jatuh. Gerakan ini di sebut presisi. Sumbu bumi yang mengalami
presisi bergerak membentuk lintasan kerucut dengan sudut puncak 23,50 .
Presisi bumi diakibatkan keadaan bumi yang berbentuk bukan bolasempurna,
memiliki sumbu rotasi yang miring terhadap bidang orbitnya dan menerima
gravitasi bulan dan matahari.
Gabungan gaya-gaya
ini menimbulkan momengaya yang cenderung menjatuhkan bumi kebidang ekliptika
(bidang orbit bumi) dan bumi melawan dengan melakukan presisi. Dalam gerakan
presisinya, sumbu bumi bergerak tidak dalam lintasan lurus, melainkan
bergelombang, mengangguk-angguk dan gerakan ini disebut Nutasi. Nutasi adalah
akibat lain dari gaya tarik gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi.
Bumi tidak bulat
sempurna, melainkan pepat pada kutubnya dan menggelembung pada ekuatornya. Jari
– jari dikutub bumi adalah 6.356,8km sedangkan pada ekuatornya 6.378,2km.
pepatnya bola bumi disebabkan pada saat bumi baru terbentuk belum terlalu padat
dan rotasinya membuat menggeembung pada bagian tegak lurus sumbu rotasi
(ekuator).
Bagian – Bagian Bumi
Melalui pengamatan
seismologi (hantaran pada gelombang gempa bumi)para ahli memperoleh gambaran mengenai
susunan bagian dalam bumi. Bumi ternyata memiliki beberapa lapisan, di mulai
dari yang terdalam yaitu (controsfer/barisfer), lapisan kulit yang padat
(litosfer) dan lapisan air pada permukaan bumi (hidrosfer). Bumi diselimuti
gas, yaitu atmosfer.
Inti
Bumi (Barisfer/Centrosfer)
Inti bumi terdiri
dari tiga bagian, yaitu : mantel (tebalnya 1800 mil), inti luar (tebalnya 1360
mil) dan inti dalam (tebalnya 815mil). Berat jenis inti bumi diperkirakan 10,7.
Pengaruh panas matahri hanya terasa paling dalam 20m dibawah permukaan bumi.
Setelah 20m kebawah temperaturnya telah konstan, akan tetapi, makin masuk
kedalam bumi temperaturnya makin tinggi. Umumnya tiap turun 33m temperature
akan naik 10C. Angka 33m ini disebut ‘jumlah geometris’, artinya
jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan temperature 10C, apabila
turun vertical kedalam lapisan bumi.
Derajat Geothermis,
artinya jumlah derajat Celcius yang dipakai apabila turun vertical 100m kedalam
bumi. Jumlah geothermis tidak sama disetiap tempat. Batuan gunung berapi yang
masih panas memperkecil derajat geotermis, sedangkan air samudra dan air tanah
memperbesar derajat geotermisnya.
Namun diduga bahwa
makin jauh dari permukaan bumi akin kecil derajat geotermisnya, sehingga
temperature inti bumi tidak akan lebih dari 3.0000C. Dalam
temperature ini segala macam zat telah mencair / menjadi gas, tetapi karena
tekanan berat dari lapisan-lapisan di atasnya maka barisfer tetap padat.
Beberapa ulasan
tentang padatnya barisfer adalah (1). Bila seandainya barisfer cair, maka tentu
akan terjadi pasang naik dan pasang surut, yang mungkin akan mengakibatkan
permukaan bumi kembang kempis, (2). Getaran gempa di Jepang dapat diukur di
Inggris dengan alat yang halus, sifat tersebut menunjukan bahwa inti bumi
padat.
Kulit
Bumi (Litosfer)
Kulit bumi (Litosfer)
(lithos = batuan, sphaira - bulatan) adalah bagian bumi yang vital bagi
kehidupan manusia, berupa benua, daratan, pulau-pulau tempat tinggal dan tempat
melangsungkan kehidupan manusia. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu
lapisan Sial (Silisium dan Aluminium) dengan berat jenis rata-rata 2,65 dan
lapisan Sima (Silisium dan Magnesium) dengan berat jenis rata-rata 2,9.
Kulit bumi terdiri
dari zat padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu, gunung
berapi,kerikil dll) menurut kejadiaanya, batuan dibedakan atas tiga golongan
yaitu :
a.
Batuan Beku : terjadi dari magma yang
cair dan panas membeku di dalam atau diluar bumi akibat temperaturnya turun.
Menurut tempat terbentuknya, dibedakan ada tiga macam, yaitu batuan luar (magma
yang cair dan panas keluar dari kawah gunung berapi saat meletus dan
bersentuhan dengan udara yang tempraturnya lebih rendah dimuka bumi, akibatnya
magma tadi membeku menjadi batuan), batuan beku sela (magma yang membeku di
jalan keluar muka bumi), dan batuan beku dalam (magma yang membeku di dalam
bumi)
b.
Batuan Sedimen (endapan) : angin, air,
es mengkikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain. Hasil
kikisan ini ada yang tetap gembur, ada yang menjadi keras (membatu), karena tekanan
dari lapisan di atasnya. Contoh yang tetap gembur (pasir pantai dan sungai)
sedangkan yang mengeras (konglomrat = kumpulan batu-batu kerikil yang menyatu
dan mengeras dan batuan pasir – kumpulan pasir yang menyatu dan mengeras)
c.
Batuan Metamorf (malihan) : batuan
sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu
yang tinggi atau tekanan yang berat. Contoh batu pualam (marmer)
Lapisan Air
(Hidrosfer)
Hidrosfer (Hydro =
air, sphaira = bulatan) ialah semua perairan yang berada di bumi, yaitu
samudra, lautan, danau, sungai dan air tanah. Kira-kira 71% dari planet bumi
ini nerupakan lapisan air. Air dari laut, sungai, danau menguap (evaporasi)
ditambah dari penguapan vegetasi (transpirasi) akan membentuk awan. Awan yag
terbawa oleh angin ketempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan
(kondensasi) sehingga terurai menjadi titik-titik air yang karena gaya beratnya akan turun kemuka bumi
sebagai hujan (presipitasi). Setelah sampai dimuka bumi, sebagian mengalir
diatas permukaan bumi dan aliran bawah permukaan , mengisis kembali danau,
sungai, dan laut srta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian terjadilah
siklus hidrologi.
Lapisan
Udara
Lapisan udara
(Atmosfer = uap, udara, Sphaira = bulatan ) menyelimuti bumi. Berdasarkan
sifatnya dibagi dalam beberapa lapisan.
a. Troposfer
Didaerah tropika,
tinggi troposfer bisa mencapai 18km, di daerah kutub hanya 6km. gejala cuaca
sehari-hari seperti awan, embun, hujan, salju, angin terjadi pada lapisan ini.
Pada lapisan ini terdapat gejala ‘Lapse Rate’ artinya setiap naik 100m, suhu
akan turun rata-rata 0,60C. Pada troposfer terdapat penurunan suhu
yang disebabkan oleh sangat sedkitnya troposfer menyerap radiasi gelombang
pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah member panas pada troposfer di
atasnya. Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, karena itu suhu
turun dengan bertambahnya ketinggian mulai dari permukaan tanah. Udara
troposfer atas sangat dingin, dengan demikian lebih berat dibandingkan dengan
udara di atas tropoause sehingga udara troposfer tidak dapat menembus
tropoause.
b.
stratosfer
Lapisan udara di atas tropopause di
sebut stratosfer. Kenaika suhu pada lapisan ini di sebbkan oleh unsure ozon (O3)
yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari. Stratosfer bagian atas di
baasi oleh stratopause, yang terletak pada ketinggian 60 km. lapisan diatas
stratopause di sebut mesosfer, yang terletak antara ketinggian 60 km dan 80 km.
c.
mesosfer
pada lapisan ini di tandai penurunan
suhu rata- rata0,4 derajat Celsius setiap naik 100 m. bagian atas mesosfer
dibatasi mesopause, lapisan pada atmosfer yang paling rendah ( kira- kirab1000c),
terletak pada ketinggian 85 km
di atas mesopause terdapat lapisan termosfer ,
terletak pada ketinggian 85 km dan 300 km, suhu pada lapisan ini dari -1000
C sampai ratusan bahkan ribuan derajat.
d.
termosfer
lapisan ini dibatasi oleh
termopause, terletak pada ketinggian 300 km sampai 1000 km. suhu termopause
konstan terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu. Pada malam hari suhu
berkisar antara 300 0C- 1200 0C dan pada siang hari
antara 700 0C- 1700 0C.
Atmosfer penting bagi khidupan di bumi karena tanpa atmosfer,
makluk hidup tidak dapat hidup . atmosfer juga sebagai pelindung kehidupan di
bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya
panas ke ruang angkasa pada malam hari. Sangat beruntung bahwa atmosfer
menyebabkan ambatan bagi benda yang bergerak melaluinya, sehingga metior
melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur
sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer bersifat kompresibel ( bias
dimanpatkan) sehingga lapisan atmosfer hewan lebih padat daripada lapisan di
atasnya, akibatnya tekanan udara berkurang sesuai ketinggian.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan
tidak berwarna. Empat gas yaitu nitrogen(N2 ), oksigen (02), argon (Ar) dan
Carbondioksida (CO2) volumenya hampir 100% dari volume udara. Volume nitrogen( N2)
78%, oksigen 20 %, argon 0,9% dan
carbondioksida 0,03% . gas lain yang stabil adalah neon(Ne), helium(He),
krpton(Kr), hydrogen (H2), xenon (Se), metana(CH4),
sedangkan yang kurang stabil antara lain ozon (O3). Oksigen sangat
penting bagi kehidupan, yaitu mengubah zat makanan menjadi energy. Oksigen
dapat bergabung dengen unsure kimia lain yang di butuhkan untuk pembekaran.
Carbon dioksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan manusia dan
hewan, kemudian di butuhkan oleh tumbuhan. Carbon dioksida mengakibatkan efek
rumah kaca, kenaikan konsentrasi carbon dioksida di dalam atmosfer akan
mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi. Nitrogen terdapat di udara dalam
jumlah paling banyak, tidak langsung bergabung dengan unsure lain. Tetapi pada
akekatnya unsure ini adalah penting, karena merupakan dari senyawa organic,
kalau tidak ada unsure ini , materi akan mudah terbakar dan setiap ada api akan
menimbulkan kebakaran yang sulit di padamkan. Neon, Argon, Xeon, dan Kripton
tidak mudah bergabung dengan unsure lain , bias di gunakan untuk bohlam lampu.
Helium dan Hidrogen merupakan gas yang paling ringan dan sering di gunakan
untuk mengisi balon. Ozon terutama terdapat pada ketinggian 20 km- 30 km, gas
ini dapat menyerap radiasi ultra violet dari matahari yang bisa membahayakan
bagi mahluk hidup.
2.2 Terbentuknya Benua dan Samudra
Benua merupakan bagian bumi
yang tidak tertutup oleh perairan. Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya
benua dan samudra di bumi yaitu:
pertama : teori tentang pergeseran benoa( continental
drift) oleh Alfred I Wegener( tahun 1915), dan teori yang di kemukakan adalah
sebagai berikut: ‘’ pada saat bumi terbentuk hanya berupa satu benua besar(
superkontinental). Pagea, superkontinental ini retak-retak dan pecah menjadi 3
bagian, yaitu Eropa- Asia, Amerika Afrika, dan Australia – dan Antartika.
Kemudian Amerika- Afrika dan Australian- Antartika pecah, seperti keadaan
sekarang.
Pada saat Amerika- Afrika pecah, celah di antaranya terisi air
membentuk samudra Antlantik. Anak benua India yang tadinya menempel di benua
Afrika, retak dan pecah bergerak ke utara dan menempel pada benua asia,
akibatnya terjadi garak vertical, yang naik membentuk pegunungan Himalaya dan
yang turun membentuk samudra india .
Pada saat bumi berotasi, ada
sebagian masanya yang terlempar keluar, yang kemudian membentuk cekungan
menjadi samudra pasifik.
Kedua
teori lempeng tektonik( tectonic plate theory) yang di kemukakkan oleh harry
sebagai berikut:
Bumi ini terdiri dari
lempeng-lempeng tipis dan kaku yang retak-retak dengan bentuk yang tidak
beraturan dan dikelompokkan atas lempengan benoa dan lempengan samudra.
Lempengan ini terdiri dari enam lempengan, yaitu lempengan antartika, lempengan
amerika, lempengan afrika,lempengan Eurasia, lempengan india- Australia, dan
lempeng pasifik.
Lempeng- lempeng ini setiap saat
mengalami gerakan ( horizontal maupun vertical) untuk mencari kesehimbangan
baru. Baik bergerak saling menajauh, saling mendekat maupun saling bergesekan.
a. Apabila lempengan benua dan samudra saling
bertabrakan, maka lempengan samudra tersebut akan menyusup atau menujam ke
bawah lempeng benua. Karena lempeng samudra mempunyai berat jenis lebih besar.
Pada bidang pertemuan ke dua lempeng
tersebut, akan di temui jalur palung laut, proses pelipatan dan sesar,
di sertai kegiatan pulkanisme serta merupakan dairah rawan gempa. Contohnya pertemuan
antara lempeng benua aurasa dengan lempeng
samudra india- Australia.
b. Apabila kedua lempeng bergerak saling menjauh,
maka akan terjadi rekahan dan dari rekahan tersebut akan keluar magma yang
banyak mengandung mineral besi dan magnesium, yang kemudian membeku membentuk
kerak bumi yang baru. Contohnya : perekahahan lempeng samudra yang terjadi
samudra atlantik ( pematang tengah samudra atlantik).
c. Apabila dua lempeng saling bergesekan maka
pada bidang batasnya di temukan patahan atau sesar mendatar. Contohnya sesar
San Adreas di Amerika Serikat.
2.3 Perubahan
Atmosfer
Atmosfer bumi mengandung berbagai
macam gas, yang berfungsi melindungi dan member kehidupan bagi makhluk hidup
yang berada di bumi. Dengan makin meningkatnya pencemaran udara, kandungan gas
yang ada di atmosfer ikut berubah. Perubahan ini berakibat bencana bagi makhluk
hidup yang ada di bumi. bencana yang
timbul antara lain : hujan asam, penipisan ozon, dan pemanasan global.
a. Hujan
asam
Gas sulfur dioksida (SO2),
dari pembakaran minyak bumi dan batu bara dan proses industry serta gas
nitrogen dioksida (NO2) dari semua jenis pembakaran bereaksi dengan
uap air (H2O) yang berada di atmosfer akan membentuk asam sulfat (H2SO4)
dan asam nitrat (HNO3). Apabila asam sulfat dan asam nitrat ini
terkena hujan maka hujan akan menjadi bersifat asam.
Hujan asam ini akan
menimbulkan kerusakan hutan, tanaman, dinding pualam, cat dll. Asam sulfat dan
asam nitrat merupakan asam yang kuat dan bila terkena hujan maka pH akan turun
di bawah 5,6 . hujan yang normal, tidak
tercemar asam, pHnya sekitar 5,6 ( agak asam), sebab terlarutnya asam karbonat
(H2CO3) yang terbentuk dari gas CO2 (
carbondioksida) dalam air hujan.
b. Penipisan ozon.
Di lapisan stratosfer
terdapat ozon (O3) yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet
dari matahari. Pada suhu biasa, cukup stabil, tetapi bila di panaskan akan
terurai menjadi oksigen (O2). Ozon di stratosfer menyebabkan orang
lanjut usia dan anak balita menjadi sesak nafas. Ozon yang di buat dalam proses dalam industry dapat di
gunakan untuk mensterilkan dan
menjernihkan air.
Apabila di stratosfer
terdapat CI F C (Clorofluoro Carbon), CFC bertemu sinar ultra violet maka CL
(Chlor) akan bereaksi dengan atom O dari Ozon. Makin banyak CIFC di atmosfer
maka makin banyak atom Cl yang di lepas
dan bereaksi dengan ozon, yang berakibat terjadi penipisan ozon.
CIFC merupakan produk
sampingan dari bentuk industry seperti bahan pendingin kulkas, bahan pendingin
ruangan, penggunaan aerosol pada haispray, parfum dan obat nyamuk , Styrofoam..
Apa bila penipisan ozon
terjadi , dampaknya pada manusia, antara lain:
(1). Kanker kulit.
(2). Katarak mata.
(3). Penurunan kekebalan
tubuh.
c. Pemanasan
gelobal.
Panas yang di pancarkan dari
sinar matahari kemuka bumi sebagian di
serap dan sebagian lagi di pantulkan oleh muka bumi. Panas yang di pantulkan
oleh muka bumi terperangkap oleh gas rumah kaca secara terus menerus, maka
pemanasan gelobal tidak dapat di hindari.
Gas rumah kaca yang ada
diatmosfer memiliki sifat seperti kaca dalam rumah, yang fungsinya menahan
sinar inframerah yang di pantulkan oleh muka bumi sehingga suhu di permukaan
bumi meningkat.
Gas rumah kaca sudah ada
pada atmosfer bumi karena gas rumahkaca inilah permukaan bumi menjadi hangat
sehingga nyaman untuk kehidupan.
Das rumah kaca yang penting
menangkap panas dalam atmosfer adalah carbon dioksida(CO2), uap
air(H2O), nitrat oksida (NO2), metana (CH4),
dan CHC (clorofluorocarbon).
Pemanasan global ini
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi karena naiknya intensitan gas
rumah kaca.
2.4 Gerak Rotasi, Gerak Revolusi dan Grativasi Bumi
Bumi berputar pada
porosnya dengan arah barat-timur san sekali putaran memerlukan waktu 23 jam 36
menit 4 detik. Gerakan Bumi berputar pada porosnya disebut rotasi Bumi.
Akibat rotasi Bumi yaitu:
·
Gerak semu harian matahari, seolah-olah
matahari terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat
·
Pergantian siang dan malam, dimana
separuh dari bola bumi menerima sinar matahari (siang), sedangkan separuh
lainnya mengalami kegelapan (malam)
·
Pembiasan arah angin dan arus laut,
seperti yang dijelaskan dalam hukum Buys Ballot. Angin dibelahan bumi utara
tidak bergerak lurus dari tekanan udara maksimum ke daerah udara tekanan
minimum, tetapi dibelahan bumi utara dibiaskan ke kanan dan di belahan bumi
selatan dibiaskan ke kiri
·
Perbedaan waktu antara tempat-tempat
yang berbeda garis bujurnya
·
Bentuk Bumi bulat pepat, pada bagian
kutub mengalami pemepatan dan bagian
ekuator mengalami pengembungan
Bumi disamping
berputar pada porosnya, juga berputar mengintari matahari dan sekali berputar
memerlukan 365,25 hari, gerakan bumi berputar mengintari matahari disebut
revolusi Bumi.
Akibat revolusi Bumi yaitu:
·
Di daerah sebelah utara garis balik
utara (Tropic of Cancer) dan sebelah selatan (Tropic of Capricon) mengalami
empat musim (panas-gugur-dingin-semi) bergantian
·
Perbedaan lamanya siang dan malam, pada
musim panas siang hari lebih panjang daripada malam, sebaliknya pada musim
dingin malam hari lebih panjang daripada siang harinya.
Bumi mempunyai gaya
berat dan gaya berat tersebut dinamakan grativasi
Akibat grativasi bumi yaitu :
·
Materi di bumi punya bobot, sehingga
tidak melayang-layang
·
Makin kea rah kutub, bobot suatu materi
akan semakin besar, karena jari-jari bumi kearah kutub menjadi pendek
·
Terlihat rasi bintang yang beredar dari
bulan ke bulan
2.5 Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Bila kedudukan
matahari-bumi-bulan berada pada satu garis lurus, sehingga sinar matahari yang
akan diterima bumi atau bulan menjadi terhalang, terjadi gerhana.
Gerhana bulan terjadi
karena permukaan bulan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan akan terjadi
pada fase bulan purnama. Kemiringan bidanng edar bulan terhadap ekliptika (5, menyebabkan gerhana
bulan tidak terjadi pada setiap bulan purnama.
Gerhana matahari
terjadi karena ada bagian bumi yang tertutup oleh bayangan bulan. Ada tiga
macam gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian
(parsial) dan gerhana matahari cincin.
2.6 Mengenal Alam Semesta
Berdasarkan ukuran
besarnya materi di alam semesta ini dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu
bagian yang berukuran sangat kecil, dalam orde mikron atau bahkan yang lebih
kecil lagi, dan ada lagi benda-benda yang berukuran sangat besar dengan ukuran
meter, kilometer, atau bahkan ribuan kilometer. Benda-benda dengan ukuran
sangat kecil termasuk dalam mikrokosmos, seperti sel, jaringan, atom, proton,
elektro sehingga untuk melihatnya perlualat bantu khusus atau bahkan hanya
dapat diamati dari gejalanya saja. Sebaliknya objek pengamatan yang sangat
besar misalnya bulan, Bumi, satelit dan semua isi alam semesta lainny. Obyek
yang sangat besar itu pun adakalanya dalam pengamatan tampak dengan ukuran yang
sangat kecil, sehingga untuk pengamatan sering menggunakan pula alat bantu
misalnya teleskop karena letaknya yang sangat jauh. Oleh sebab itulah
pengamatan dan penelitian dalam alam semesta khususnya benda-benda langit
berbeda pendekatannya dengan pengamatan dan penelitian benda-benda yang ada di
Bumi. Perbedaan utama pengamatan benda angkasa memerlukan alat bantu untuk
melihat benda-benda yang jauh posisinya dengan teleskop.
Tanpa menggunakan
alat bantu pengamatan seperti teropong, orang pada zaman dahulu menganggap Bumi
berupa dataran yang pipih, dan mengira Bumi sebagai pusat dari semua materi
yang ada di ala mini termasuk matahari. Paham
ini disampaikan oleh Ptolomeus dikenal dengan paham geosentri, paham yang dianut oleh orang-orang
Yunani Kuno hingga sekitar abad 14 abad. Barulah pada tahun 1540-an seorang
astronomi Polandia yang bernama Nicolas Copernicus memperkenalkan teori
Heliosentris, yang menyatakan bahwa planet-planet termasuk Bumi bergerak
mengelilingi Matahari.
Setelah ditemukan
teleskop oleh Galilei (1564-1642), makan makin membuat pengamatan menjadi
mudah, jelas dan makin banyak benda angkasa yang dapat dimikmati.
2.7 Terbentuknya Alam Semesta
a. Mikrokosmos
Tahun 1665 Robert
Hooke ilmuwan bangsa Inggris , dengan menggunakan mikroskopmyang masih
sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari struktur gelembung berdinding
seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini disebut sel oleh para ilmuwan sel
sebagai kota-kota kecil yang berisi bahan kehidupan. Dengan mikroskop modern
dapat dilihat bahwa sel buhkan hanya sebagai wadah kehidupan, tetapi lebih
merupakan bahan kehidupan. Saat ini belum ada ahli kimia yang mampu meniru
produksi antibody tertentu padahal merupakan kegiatan rutin setiap hari.
Tahun 1869 Friedrich Miescher seorang
ahli biokimia berhasil memisahkan suatu zat dari inti sel. Zat ini sekarang
oleh para ilmuwan dinamakan asam deoksiri bonykleat atau disingkat dengan DNA
yang merupakan rantai antara zat bernyawa dan tak bernyawa.
b. Makrokosmos
Tiga teori tentang
terbentuknya alam semesta yaitu teori big bang, teori steady state dan teori
osilasi, teori ledakan yang sangat hebat, kemudian bagian-bagiannya berputar membentul
galaksi-galaksi. Teori ini bertolak dan asumsi adanya suatu massa yang sangat
besar sekali dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat
karena ada reaksi inti. Massa itu kemudian bergerak mengembang dengan sangat
cepatnya menjauhi puat ledaka. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang
berserakan itui terbentuk menjadi kelompok-kelompok galaksiyang ada sekarang.
Mereka terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh
kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi
titik pusat yang sama.
Teori Teady State mengatakan bahwa
galaksi-galaksi menjauh dan dunia ini mengembang, kemudian disela-selanya akan
muncul galaksi-galaksi baru, sedangkan teori Oscililation atau teori ekspansi-kontraksi
menganggap bahwa alam semesta yang terdiri dari galaksi-galaksi ini mengalami
penyusutan dan merapat kemudian m meledak dan dalaksi-galaksi penyusun alam
semesta ini kembali merapat lagi dan proses berulang tetapi dalam waktu yang
sangat lama, yaitu ratusan juta tahun. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa
ada suatu siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun. Dalam masa
ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini
didukung oleh adanya tenagayang bersumber dari reaksi hydrogen yang pada
akhirnya akan membentuk bebagai unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan
mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Kedua teori BigBang maupung Oscillation
ini mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada zaman sekarang ini
berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu. Berdasakan teori ekspansi dan
kontraksi maka sebenarnya alam semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir.
2.8 Pembentukan Tata Surya
Matahari adalah satu
diantara jutaan bintang yang ada dalam sebuah galaksi yaitu galaksi Bima Sakti
atau Milkeyway. Beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan
mengenai cara terbentuknya tata surya.
a. Hipotesis
Nebular
Kant dan Laplace
(1796), mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi massa awan gas
atau massa kabut gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut massa
gas yang sangat jauh dari pusat tertinggal tidak ikut tertarik kea rah pusat.
Setelah mendingin pusat massa menjadi matahari, sedangkan sejumlah massa yang tertinggal,
mengelilingi pusat (matahari) sebagai planet-planetdan benda angkas lainnya,
seperti Bumi dengan benda-benda lain yang mengelilingi planet tersebut yang
berupa satelit atau bulan. Dapat dibayngkan bahwa berdasarkan teori ini, planet
Saturnus yang dikelilingi oleh cincin Saturnus itulah yang merupakan bekal
satelinya. Salah satu keberatan dari hipotesis ini adalah ditemukan dua buah
bulan pada Jupiter dan sebuah bulan Saturnus yang berputar berlawan arah dengan
rotasi planet-planet tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa satelit tersebut
bukan merupakan bagian dari planetnya sesuai dengan hipotesis Laplace.
b. Hipotesis
Planettesimal
Chamberlin dan
Moulton berhipotesis titik tolak dari pemikiran yang sama dengan teori Nebular
yaitu bahwa system tata surya ini terbentuk dari kabut gas yang sangat besar
berkondensasi. Perbedaannya adalah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya
planet-planet itu tidak harus dari suatu badan, tetapi diasumsikan ada bintang
besar lain yang kebetulan sedang lewat di dekat bintang dimana tata surya kita
merupakan bagiannya. Kabut gas dari bintang lain tersebut sebagian terpengaruh
oleh daya tarik matahari kita dan setelah lebih dingin terbentuklah benda-benda
yang disebut planettesimal. Planettesimal merupakan benda-benda kecil yang
padat. Karena daya tarikl menarik antar benda itu sendiri, benda-benda tersbut
akan menggumpal menjadi lebih besar dan panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan
akibat aku mulasi dari massanya. Teori ini dapat menjawab pertanyaan mengapa
ada satelit-satelit pada Jupiter maupun pada Saturnus yang mempunyai orbit
berlawana dengan rotasi planet-planet
tersebut.
c. Hipotesis
Tidal
James Jeans dan
Harold Jupiter mengemukakan pada tahun 1919. Teori ini menyatakan planet
merupakan percikan dari matahari, yaitu seperti percikan matahari. Tidal
terjadi karena ada 2 buah matahari yang bergerak/melintas salingmendekat tetapi
tidak sampai bertubrukan dan akibat gaya tarik menariknya maka ada bagian yang
terlepas berupa percikan-percikan tersebut. Percikan-percikan inilah yang
akhirnya menjadi planet dan benda percikan tersebut dinamakan tidal. Tidal yang
besar kemudian akan menjadi planet tersebut disebabkan karena adanya dua buah
matahari yang bergerak saling mendekat.
Sumber cahaya yang
berasal dari matahari mempunyai ukuran yang relative besar dibandingkan dengan
planet-planet yang mengitarinya. Perhatikan betapa kecilnya bumi kita ini jika
dibandingkan dengan planet Uranus, Neptunus, Saturnus dan Jupiter. Jika
keseluruhan planet dimasukkan dalam bagian dari piringan matahari maka masih
tersisa luasan yang sangat luas.
2.9 Bagian-bagian
Tata Surya
a.
Matahari
Matahari
adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata ia tidak bulat betul. Ia
mempunyai semacam ekuator dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatornya
: 864.000 mil, sedang garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih pendek. Jarak
matahari ke bumi 93.000.000 mil. Jarak ini dipakai sebagai satuan astronomi.
Satu satuan astronomi (Astronomical
Unit = AU = 93 juta mil = 14,8 juta km). Dibandingkan dengan bumi,
diameter matahari kira-kira 100 kali diameter bumi. Sedangkan gaya gravitasi
matahari kira-kira 30 kali gaya gravitasi bumi.
Berdasarkan
perhitungan para ahli, temperatur dipermukaan matahari sekitar 6000oC;
jenis atau logam apapun yang kita kenal di bumi ini akan lebur pada temperatur
setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang
diperkirakan tidak kurang dari 25 jutaoC. Pada daerah tertentu
tampak ada bercak-bercak hitam. Daerah bercak hitam menunjukkan suhu yang lebih
rendah dari sekitarnya. Dengan adanya bercak hitam itulah orang bisa menghitung
kecepatan matahari mengadakan rotasi, yaitu 27 hari. Namun semakin dekat ke
kutubnya ternyata semakin lambat, di dekat kutub kecepatan rotasi adalah 34
hari. Dari kenyataan ini para ahli menyimpulkan bahwa matahari bukan bagian
dalam disebut photosfer,
tebalnya kira-kira 220 mil. Dari lapisan ini terdapat semburan api yang berasal
dari suatu ledakan. Semburannya mencapai ketinggian 140.000 mil. Lapisan luar
dari photosfer yang disebut chromosfer,
berwarna kemerahan dan berasal dari hidrogen pijar. Lapisan ini mempunyai
lidah-lidah api yang menjilat ke luar. Tebal chromosfer adalah korona. Korona berupa sinar kemilauan
yang tebalnya kadang-kadang melebihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona
tampak jelas waktu gerhana matahari.
Matahari
ini sangat penting bagi kehidupan di bumi karena :
a.
Merupakan sumber sinar dan sumber
panas (energi) utama bagi bumi. Minya bumi dan batu baru itu sebenarnya juga
berasal dari energi matahari pada zaman dahulu diserap oleh tumbuhan atau
binatang.
b.
Matahari mengontrol stabilitas
peredaran bumi berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, bulan, tahun
serta juga mengontrol peredaran planet lain.
c.
Matahari adalah bintang yang
terdekat, maka dengan mempelajari matahari kita secara tak langsung dapat
memahami bintang-bintang lain.
b.
Planet-Planet dalam Tata Surya
Planet-planet
anggota tata surya dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu :
a.
Planet dalam (inner planets) yang meliputi ;
Mercurius, Venus, Bumi, dan Mars.
b.
Planet luar (outer planets) yang meliputi :
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, sementara Pluto masih menjadi bahan
perdebatan pada akhir-akhir ini apakah dia termasuk planet luar atau anggota
dari sistem tata surya yang lain, atau ada anggapan sekarang Pluto adalah bagian lain dari
Asteroid. Planet dalam pada umumnya berukuran kecil tetapi relatif padat,
sedangkan planet luar berukuran besar walaupun mempunyai massa jenis yang kecil.
Merkurius
Planet yang
terdekat dengan matahari, terkecil dengan garis tengah 3000 mil (hanya sedikit
lebih besar dari bulan yang bergaris tengah 2160 mil). Karena letaknya yang
begitu dekat dengan matahari maka bagian yang menghadap matahari panas sekali
yaitu antara 550 sampai 770oF. Sebaliknya pada bagian yang tak
menghadap matahari menjadi dingin sekali (karena tidak ada air maupun udara).
Dengan demikian maka Merkurius mempunyai temperatur yang tertinggi dan terendah
bila dibandingkan dengan temperatur pada planet-planet yang lain. Diperkirakan
tak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Planet yang kini sulit dilihat dari
bumi karena letaknya dekat sekali dengan matahari, namun pada cuaca yang baik
dapat dilihat pada saat matahari terbenam.
Merkurius
mengadakan rotasi (berputar pada porosnya) dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti
panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga malam harinya. Temperatur
minimum pada malam hari adalah -400oF. Merkurius beredar
mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari, tidak mempunyai bulan dan berat
jenisnya 5,13 gram/cc.
Venus
Venus
menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal dengan
nama Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pada waktu pagi
hari. Besarnya hampir sama dengan bumi. Venus bergaris tengah 7700 mil,
sedangkan bumi bergaris tengah 7900 mil (1 mil – 1,6 km).
Venus
memiliki atmosfir (udara) yang cukup tebal, ia memantulkan cahaya matahari yang
datang padanya sebanyak 59%, sedangkan bumi memantulkan kembali cahaya matahari
sebanyak 44%, dan merkurius hanya 7%. Dalam hal ini atmosfer bertindak selaku
lapisan pelindung permukaan planet dari sengatan cahaya matahari. Venus
diselubungi penuh oleh awan sehingga sangat sulit mengamati permukaannya dan
dengan demikian sangat sukar untuk menentukan kecepatan rotasinya. Dengan susah
payah para ahli telah dapat menetapkan rotasinya yaitu 247 hari (dengan
kesalahan kurang lebih 5 hari).
Venus
beredar mengelilingi matahari (revolusi) selama 225 hari artinya satu tahun
Venus adalah 225 hari, bandingkan dengan revolusi bumi kita yaitu selama 365 ¼
hari. Dengan analisis spektrum atas cahaya yang datang dari Venus, dapat
diketahui bahwa di sana ada oksigen. Atas dasar analogi bahwa keberadaan gas
oksigen yang tetap jumlahnya di udara disebabkan oleh tumbuhan yang mengadakan
photosintesis, maka dapat diperkirakan bahwa di Venusada kehidupan. Venus tidak
memiliki bulan.
Pada tahun
1967 Soviet Rusia telah menancapkan kapsulnya di permukaan planet ini, sedang
Amerika dengan Mariner 5-nya telah pula mengadakan peralatannya melewati planet
tersebut. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh mereka ini pada ilmuwan
bersimpulan bahwa atmosfer Venus terdiri dari karbondioksida sebanyak sekitar
85% sampai 985 sedangkan sisanya adalah uap air, oksigen yang sangat sedikit
dan tidak ada nitrogen (dibandingkan dengan atmosfer bumi yang terdiri dari 90%
nitrogen, 19,8% oksigen dan sisanya adalah gas lain termasuk karbondioksida
yang sangat sedikit). Temperatur di Venus berdasarkan data dari kapsul Soivet
berkisar antara 280oC atau 536oF sedangkan menurut Mariner
milik Amerika sekitar 516oC atau 800oF.
Bumi
Tentang
Bumi ini akan dibahas secara lebih mendalam di bagian lain, namun sebagai bahan
perbandingan dalam mempelajari planet-planet lain disini akan diuraikan secara
singkat.
Bumi
menempati urutan ke-3 terdekat dengan matahari, besarnya hampir sama dengan
Venus dan berdiameter 7900 mil, atau 12640km. Jaraknya antara bumi dengan
matahari adalah 149 juta km. Jarak ini dijadikan satuan Jarak Astronomnis atau Astronomical Unit (AU).
Mars
Ada dugaan
keras bahwa di planet Mars ada kehidupan. Dugaan ini bertolak pada
kenyataan-kenyataan tersebut di bawah :
a.
Berdasarkan pengamatan melalui
teropong dan foto, pada permukaan Mars terdapat semacam kanal (saluran atau dam
air) yang sangat panjang dan lurus sekali. Kanal ini menghubungkan bagian Mars
yang tertutup salju dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan alam apakah
mungkin seluas itu?
b.
Mars nampaknya diselubungi oleh
atmosfer. Dugaan ini bertolak dari kenyataan bahwa permukaan Mars dari waktu ke
waktu selalu nampak adanya perubahan baik perubahan dalam bentuk/gambar maupun
warnanya. Fenomena ini mengarah kepada adanya tumbuhan pada permukaannya dan
adanya awan yang menyelubungi seperti layaknya di bumi.
c.
Dari analisis spektra sinar yang
datang dari Mars, ternyata memang ada oksigen meskipun jumlah relatif sedikit
sehingga tidak mungkin manusia bumi bernafas secara beba disana.
Hal lain
yang menarik di planet ini adalah bahwa Mars mempunyai 2 buah bulan. yang satu
kecil dan dekat dengan planet hanya berjarak 3700 mil. Bandingkan dengan
bulannya bumi kita yang berjarak 240 ribu mil. Satelit kecil ini dinamai Phobos dan berdiameter 10 mil (16
km). Ia mengadakan revolusi mengelilingi Mars dalam waktu 7 jam 39 menit, dan
yang aneh ia terbit dari Barat terbenam di Timur.
Satelit
kedua dinamai Deimos, ia terbit
dari Timur dan terbenam di Barat setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan
karena revolusi satelit Deimos ini hanya beda sedikit lebih cepat daripada
rotasi Mars. Adapun Phobos dalam satu hari Mars terbit dan terbenam sebanyak 3
kali.
Jupiter
Jupiter
merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia bergaris tengah 86.600 mil.
Rotasinya relatif cepat yaitu 10 jam (bandingkan 24 jam untuk Bumi dan 247 hari
untuk Venus). Jupiter nampak sebagai bintang yang terang muncul pada tengah
malam. Karena rotasinya cepat itu bagian ekuatornya menjadi sedikit mengembang
dan membentuk sabuk yang jelas.
Massa
planet ini sangat besar, hampir tiga ratus (300) kali massa bumi. Demikian pula
gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi. Oleh karena itu ia mempunyai atmosfer
yang cukup tebal. Analisis spektroskopis menunjukkan bahwa udaranya mengandung
amoniak dan gas metan dalam jumlah yang sangat banyak, serta mengandung gas
hidrogen. Bercak kemerahan bergaris tengah 30.000 mil di bagian selatan (telah
diketahui sejak tahun11831) diperkirakan adalah suatu kawah yang masih hidp
(karena warnanya berubah-ubah). Satelit-satelitnya berukuran besar. Dua
diantaranya lebih besar daripada planet merkurius. Tiga diantara 12 satelit itu
bereda berlawanan arah dengan 9 lainnya.
Saturnus
Planet
terbesar kedua setelah Jupiter adalah Saturnus. Planet ini berdiameter 74.000
mil. Seperti Jupiter rotasinya begitu cepat yaitu 10 jam. Persamaan yang lain
adalah amtosfernya terdiri dari gas metan, amoniak dan hidrogen.
Temperatur
pada permukaannya sangat rendah, yaitu 243oF. Ini berarti gas
amoniaknya membeku. Berat jenisnya 0.7 dibandingkan dengan BJ air – 1 atau BJ
Bumi = 5.3. Hal yang paling menarik dari planet ini adalah adanya sabuk putih
yang melilit ekuatornya dan jaraknya dari permukaan planet sejauh 7000 mil
sampai kurang lebih 37000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih setelah 10 mil. Sabuk
ini berupa debu dan ternyata berputar mengelilingi planet dengan kecepatan yang
berbeda, sabuk bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian luarnya.
Selain
sabuk atau cincin raksasa tersebut, Saturnus juga memiliki 10 buah satelit.
Sebuah diantaranya yang terbesar diberinama Phoebe yang bergerak berlawanan
arah dengan 9 planet lainnya, yang
menunjukkan bahwa Phoebe bukan
anak kandung Saturnus.
Uranus
Planet ini
ditemukan secara tidak sengaja oleh Harschel dan keluarganya pada tahun 1781
ketika mereka sedang mengamati Saturnus. Pada waktu itu orang mengenal adanya
planet yang lebih jauh dari Saturnus. Uranus ini besarnya tidak sampai separoh
Saturnus, namun bila dibandingkan dengan bumi, besar diameternya 4 kali lipat.
Jaraknya ke
matahari adalah 19,2 AU. Planet ini mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun.
Rotasinya adalah 10 jam 47menit. Uranus mempunyai 5 buah satelit.
Neptunus
Neptunus
ditemukan karena astronom mengamati planet baru Uranus, yang orbitnya agak
menyimpang dari perhitungan berdasarkan hukum Newton (gaya tarik menarik antara
dua benda). Maka diperkirakan ada benda langit besar lain yang mempengaruhi
orbit Uranus. Setelah dicari maka ditemukanlah planet terbesar ketiga, Neptunus
pada tahun 1846. Planet ini mempunyai 2 buah satelit. Satu di antaranya bererak
berlawanan arah dengan perputaran planet itu sendiri. Jaraknya ke matahari 30,1
AU, diameternya 28.000 mil. Neptunus berputar mengelilingi matahari dalam 156
hari sekali putar.
Pluto
Planet
ini merupakan planet terjauh dari matahari. Mengingat sangat jauh dari
matahari, sehingga gelap, oleh karena itu diberi nama Pluto (Pluto adalah nama
Dewa Kegelapan orang Yunani).
2.10 Benda-benda Angkasa Lain
a.
Asteroid
Asteroid merupakan benda angkasa
kecil nirip planet jumlahnya ribuan, lintasannya anatara planet Mars dan planet
Jupiter.
Asteroid yang pertama yang
ditemukan diberi nama “Ceres” oleh penemunya Piazzi. Ternyata Seres merupakan
asteroid terbesar.
Awalnya, asteroid diduga sebagai
bahan untuk menjadi planet, kemudian ada yang menduga bahwa asteroid adalah
pecahan dari planet. Tetapi ternyata asteroid adalah benda angkasa yang berdiri
sendiri, bukan bahan planet dan bukan pecahan planet.
b.
Komet
Ketika melintas di dekat bumi
dengan cepat, benda angkasa ini menampakan ekornya yang panjang. Pada saat jauh
dari matahari, komet bergerak lambat dan makin dekat matahari gerakannya
semakin cepat.
Pada saat mendekat ke matahari,
gas pada inti komet mulai menguap menjulur pada arah yang tetap, artinya
apabila komet bergerak mendekat kea rah matahari ekornya menjauh dari matahari,
apabila komet bergerak menjauh dari matahari ekornya tetap menjauh dari
matahari. Hal ini akibat angin matahari.
c.
Meteor
Meteor sering disebut dengan
“bintang jatuh” atau “bintang beralih”, peristiwa itu merupakan masuknya benda
angkasa ke dalam atsmosfer bumi. Benda tersebut akan bergesekan dengan udara,
sehingga suhu meteor akan naik, kemudian memijar lalu menguap. Pada umumnya
benda tersebut sudah habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi. Benda
angkasa yang memasuki atmosfer bumi disebut meteoroid, sedangkan peristiwa
pemijaran disebut meteor. Meteoroid yang tidak terbakar dan sampai ke permukaan
bumi disebut meteorit.
d.
Satelit
Satelit merupakan pengiring
planet. Satelit beredar mengelilingi planet (revolusi), disamping berputar pada
porosnya. Bersama planet satelit mengintari matahari. Satelit yang paling
dikenal adalah bulan, satelit.
Ruang diantara benda-benda
angkasa seperti planet, komet, meteor, asteroid bukanlah ruang kosong,
melainkan ruang yang isinya adalah partikel debu antar planet.
BAB 3 KEANEKARAGAMAN ATAU BIODIFERSITY MAKHLUK HIDUP
1. Ekologi atau Ilmu Lingkungan
BAB 5 SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
A. Pengertian Sumber Daya Alam
A.
Biodiversitas tumbuhan
Biodiversitas
tumbuhan adalah keanekaragaman tumbuhan. Ciri- ciri umum tumbuhan yaitu bersel
banyak, selnya memiliki dinding sel, memiliki klorofil, autotrof, dan memiliki
akar, batang, dan daun. Dasar pengelompokan biodiversitas tumbuhan terbagi
menjadi 4 yaitu;
1.
Thallophyta
(tumbuhan bertallus)
Merupakan tanaman yang paling sederhana.
Tidak mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Ada yang uniselluler,
ada pula yang multiselluler. Thallophyta dibagi dalam 2 subdivision ialah
ganggang dan jamur.
2.
Bryophyta (tumbuhan
lumut)
Merupakan tanaman dengan daun- daun yang
sederhana dan bagian- bagian yang menyerupai akar dan batang. Bryophyta atau
lumut dibagi dalam lumut hati dan lumut daun, mempunyai khlorophil.
3.
Pterodophyta
(tumbuhan paku)
Merupakan tingkatan yang lebih maju lagi.
Sudah mempunyai daun, batang, dan akar yang sebenarnya. Cara berkembang biak
belum menggunakan biji, tetapi masih dengan spora.
4.
Spermatophyta
(tumbuhan berbiji)
Merupakan tingkatan yang lebih atau yang
paling maju tingkatannya, antara lain rumput- rumputan dan tanaman golongan yang
berkembang biak dengan biji, mempunyai sistem perakaran yang luas, untuk
menyerap air dan mineral- mineral. Spermatophyta dibagi dalam 2 subdivision
yaitu gymnospermae(biji terbuka) dan angiospermae. Biji merupakan hasil
perkembang biakan seksual yang terdapat didalam buah yang terbagi 2 kelas yaitu
kelas monokotil(berbiji satu) dan dikotil(berbiji dua).
B.
Biodiversitas hewan
Dunia hewan terdiri atas avertebrata,
yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang punggung belakang, dan vetebrata, yaitu
hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
1.
Avertebrata
terdiri dari:
Phylum
1 : protozoa
Protozoa
adalah hewan bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Antony van leeuwenhoek adalah orang yang pertama- tama membuat deskripsi
tentang protoplasma yang dikenal sebagai bentuk yang sederhana dari kehidupan
hewan. Protozoa ditemukan pada air yang menggenang, danau, dan laut. Protozoa
terbagi menjadi 4 kelas yaitu sarcodina, infusoria, mastigophora, dan sporozoa.
Phylum
2 :
porifera
Phylum ini termasuk hewan bunga karang.
Spons yang biasa kita pakai untuk mandi adalah sel- selnya yang sudah mati dan
hanya tinggal skeletnya. Spons atau hewan bunga karang adalah hewan bersel
banyak di mana masing- masing sel berhubungan atau tergantung satu sama lain.
Kebanyakan dari spons hidup dilautan pada air garam yang panas, tetapi beberapa
di antaranya hidup di danau dan sungai dengan air tawar.
Phlum
3 : Colenterata
Hewan yang menarik ini sering disebut
sebagai bunga laut. Misalnya, Jelly Fish ( ubur-ubur ) dapat memberikan
sengatan yang parah. Di dalam air, Jelly Fish tampak seperti mangkuk yang
tembus cahaya.
Phylum
4 : Platyhleminthen
Cacing gepeng ini perkembanganya kurang
dibandingkan dengan cacing-cacing lainya karena saluran pencernaanya hanya mempunyai
satu lubang, di mana pengambilan makanan dan pengeluaran zat-zat sisa melalui
lubang tersebut. Bila daging babi dimakan manusia dengan tidak dimasak terlebih
dahulu, kista akan berkembang menjadi cacing pita yang dewasa di dalam
usus halus.
Phylum
5 : Nemathelminthes
Cacing bundar ini pada umumnya adalah
parasit. Saluran pencernaanya mempunyai dua lubang, ia tidak bersegmen.
Tubuhnya terdiri dari tiga lapisan sel .
Genus dari cacing ini adalah cacing tambang. Larva dari cacing ini hidup dari
tanah yang lembab atau panas, dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui bagian
kulit kaki yang tipis atau bagian tubuh lain yang berhubungan dengan tanah.
Phylum
6 : Annelida
Ia merupakan cacing yang kompleks dengan
struktur tubuh yang sudah maju. Contohnya adalah cacing tanah. Sering melekat
pada ikan di mana ikan digunakan sebagai
tuan rumah ( hospes ).
Phylum
7 : Echinodermata
Termasuk echinodermata adalah
binatang laut. Tubuhnya tersusun seperti
roda atau binatang yang radial simetris. Mempunyai jaringan syaraf, tetapi
tidak mempunyai otak.
Phylum
8 : Molluska
Adalah hewan yang bertubuh lunak,
terdapat di darat, laut dan air tawar. Kira-kira 90.000 spesies telah
diidentifikasikan.Hewan-newan ini berbadan lunak dan tidak bersegmen.
Kebanyakan mempunyai kulit pelindung. Karang tiram dan remis adalah bivalvula (
mempunyai dua katup ).
Phylum
9 : Antropoda
Spesies dari phylum ini sekitar 70.000 telah diidentifikasikan. Merupakan
avertebrata yang paling kompleks. Sifat-sifat dari phylum ini adalah mempunyai
tiga pasang atau lebih kaki tambahan.
Kelas dari phylum ini adalah Crustaceae, Myriapoda, Arachnoidea, dan insekta.
2. Vertebrata
Phylum
vertebrata merupakan subphylum paling dikenal dan paling dominan, mempunyai
sistem syaraf yang sudah maju perkembangannya, dengan otak yang besar diliputi
oleh rongga tengkorak. Vertebrata terdiri atau 5 kelas ialah:
a. Pisces : Pisces
hidup di air tawar atau laut. Merupakan hewan berdarah dingin dengan jantung
beruang dua. Tubuhnya diliputi oleh sisik yang berlumut dan mempunyai skelet
gdari tulang. Pada satu waktu ikan dapat menghasilkan telur beribu-ribu.
Fertilisasi terjadi ekstren. Ikan bernapas dengan ingsang,menerima oksigen dari
udara yang larut di dalam air. Ikan juga meempunyai gelembung udara. Gelembung
ini berisi udara dan menolong ikan dalam mengapung dan terjadi keseimbangan.
b. Amphibia : Nama ini dari kenyatan bahwa hewan-hewan ini
hidup dalam bentuk larva di dalam air, dan sesudah dewasa dapat hidup di darat
amphimbia berdarah dingin. Fertilisasi terjadi ekstern di mana telurnya di
letakan dalam air. Dari bentuk larva kemudaian berubah menjadi bentuk kecebong.
Amphibi dewasa mempunyai jantung dengan tiga ruangan, dan kulit yang telanjang.
Organ pernapasan berubah dari insang menjadi paru-paru. Amphibia dewasa masih
dapat hidup di air atau sekitarnya, tetapi kemampuan untuk hidup di darat
merupakan suatu kemajuan jika dibandingkan dengan ikan. Di samping kodok (rana)
terdapat pula katak (bufo) dam slammander. Amphibi dapat menolaong manusia
dengan memakan insekta.
c. Reptilia : Reptilia adalah hewan berdarah dingin. Proses
perkenbangannya tidak melalui tingkatan kecebong. Sebagian ada yang hidup di
air, tetapi sebagian besar hidup di
darat. Fertilisasi terjadi intern, berarti didalam tubuh hewan betina. Dalam
beberapa hal ada yang melahirkan, ada pula melalui jalur yang
ditetaskan.sepanjang hidup,reptil bernapas dengan paru-paru. Jantung beruang 3,
kecuali buaya mempunyai 4 uang. Kulit di liputi sisik. Reptil dapat menolong
manusia dengan memakan insekta.
d. Aves : Merupakan kelas pertama yang berdarah panas. Suhu
badan tetap, berarti tidak dipengaruhi oleh keadaan luar. Bernapas dengan
paru-paru. Jantung beruang 4. Kulitnya berbulu dan kakinya bersisik. Mempunyai
sayap. Paroh tidak bergigi. Kebanyakan dapat terbang. Telur diliputi oleh kulit
telur.
e. Mamalia : Merupakan kelas yang paling maju dalam
perkembanganya. Berdarah panas. Jantung beruang 4. Bernapas dengan paru-paru.
Mempunyai rambut, dinding diafragma dan 7 ruas tulang leher.Terdapat suatu ordo
di Australia yang disebut Platypus yang bertelur di sungai.
C. Perkembangbiakan
makhluk hidup
1. Perkembangbiakan
Sel memiliki peran penting.
Metabolisme menyebabkan protoplasma semakin banyak dan besar. Contohnya;
kecamba menjadi pohon besar, kecebong menjadi katak, dan janin menjadi manusia
dewasa. Makin besar maka makin banyak sel dan akan terjadi pembelahan sel. Ada dua
macam pembelahan sel tipe mitosis dan tipe amitosis.
a.
Amitosis
Pembelahan
sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang
tidak melalui fase- fase tertentu. Proses pembelahan itu adalah sebagai
berikut:
1.
Mula- mula
terbentuk dinding baru pada sel dewasa dan inti sel mendekati dinding itu.
2.
Inti
membelah dua dan bergerak menjauhi.
3.
Gerakan
menjahuhi itu diikuti oleh dinding sel.
4.
Terbentuk
dua sel anak yang akan berkembang menjadi dewasa dan membelah lagi dan
seterusnya.
b.
Mitosis
Tipe
pembelahan sel ini lebih kompleks daripada amitosis, sering disebut juga
pembelahan tak langsung. Sebelum dua sel anak terbentuk, terlebih dahulu
terjadi terjadi perubahan- perubahan dalam inti sel. Perubahan itu melalui 5
tingkatan atau fase yaitu:
1.
interfase :
fase istirahat yaitu fase pesiapan pembelahan yang ditandai dengan replikasi
DNA.
2.
Profase :
nukleolus dan membran inti (karioteka) lenyap, benang- benang kromatin menebal
menjadi kromatid.
3.
Metafase :
semua kromatid mengatur diri, berjajar di bidang ekuator/ bidang pembelahan.
4.
Anafase :
kedua kromatid berpisah, kromosom pada masing- masing kutub.
5.
Telofase :
terjadi penebalan plasma pada bidang ekuator, terbentuk selaput pemisah pada
bidang ekuator, dan terbentuk dua sel anak baru.
2.
Perkembangan
makhluk hidup bersel banyak
Yang
dimaksud dengan makhluk hidup bersel banyak disini ialah tumbuhan, hewan, dan
manusia.terdapat dua perkembangbiakan yaitu secara aseksual dan seksual.
a.
Aseksual
Merupakan
pembentukan individu baru dari 1 induk tanpa melalui hubungan antara 2 sel
kelamin. Yang termasuk dalam perkembangbiakan aseksual antara lain :
1.
Pembelahan
kembar (amuba),
2.
Kuncupan
(hydra, binatang bunga karang),
3.
Pembentukan
spora (jamur), dan
4.
Cara
vegetatif (setek, cangkok).
b.
Seksual
Merupakan pembentukan individu baru
terjadi melalui peleburan atau perpaduan antara 2 sel kelamin dan diperlukan 2
sel induk. Yang termasuk dalam perkembangbiakan seksual antara lain :
1.
Konjugasi
(tumbuhan dan hewan tingkat rendah isogamet) dan
2.
Fertilasi
(tumbuhan dan hewan tingkat tinggi zigot)
D.
Pembagian geografi berdasarkan wilayah iklim dan wilayah
untuk binatang
Pembagian wilayah berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan
dengan kehidupan yang terdapat di dalamnya. Iklim tumbuhan dan hewan merupakan
ekosistem skala besar yaitu habitat. Contoh habitat yaitu habitat padang pasir
dan didalamnya ada faktor abiotik (pasir dan batu- batuan) dan faktor biotik
(unta dan kaktus).
1. Pembagian wilayah menurut iklim
a. Daerah tropik : terdapat di sepanjang katulistiwa, 23,5 oLU
dan 23,5 oLS, beriklim panas, matahari bersinar sepanjang tahun,
perubahan suhu bulanan sedikit, dan curah hujan tinggi dan merata sepanjang
tahun. Terdapat ribuan spesies, yang membentuk hutan tropik. Ciri- cirinya
yaitu; pohon besar dan tinggi(20- 40 m), membentuk tajuk pohon yang luas, tanah
dibawahnya tidak mendapat sinar, terdapat epifit, dilapisan terbawah ada rumput
dan lumut, dan dalam hutan tropik terdapat beraneka ragam hewan. Dipedalam
daerah tropik terdapat gurun pasir. Ciri- cirinya yaitu; ukuran kecil, tumbuh
saat ada hujan, berbunga dan berbiji dalam ukuran kecil dan tahan lama, ada
tumbuhan menahun dengan ciri daun kecil bahkan tidak berdaun, dilapisi zat
lilin tebal dan memiliki akar panjang, dan hewan yang hidup yaitu jenis tikus,
ular, kadal, semut, dan unta.
b. Daerah subtropik : 23,5- 66,5 oLU atau oLS,
iklim sedang, terdapat 4 musim yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi,
rata- rata curah hujan tahunan 75- 100 cm, ciri- cir biomanya yaitu hutan
luruh, gugur daun merupakan persiapan datangnya musim dingin, bersemi kembali
setelah musim dingin terdapat salju, dan jumlah tumbuhan lebih sedikit.
c. Daerah kutub : 66,5-90 oLU atau o
LS. Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam, musim dingin kurang
dari 12 jam, biomanya disebut hutan taiga ( pohonya homogen. Pohon khasnya
adalah khonifer. Hewan yang hidup dikawasan taiga : moose, beruang hitam, ayak,
dan marten. Lebih ke utara belahan utara terdapat tundra, iklimnya disebut
iklim kutub, mendapat sedikit energi radiasi surya. Perbedaan siang dan malam
pada musim panas dan dingin sangat besar. Binatang khasnya : reender, musk
oxen, dan beruang putih.
2.
Pembagian
wilayah untuk binatang
a.
Daerah oriental.
Asia selatan, Asia Tenggara, Indonesia bagian barat dan sebagian sebelah utara
pegunungan himalaya. Gajah, harimau, kerbau, tapir dan kera.
b.
Daerah
Australia. Indonesia bag. Timur, Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
Kangguru, koala, tupai terbang, wombat, bandicot.
c.
Daerah
palaerctic. Asia Utara dan Eropa. Reider, Beruang, Bison, Kambing bertanduk
besar, Keledai liar, Kucing kutub, hedgehog.
d.
Daerah
Ethiopean. Benua Afrika. Singa, gajah, jerapah, kuda nil, gorila.
e.
Daerah
Neotrphical. Amerika Selatan. Monyet, binatang pemakan semut, capybara, sioth,
kinkojou.
f.
Daerah Nearctic.
Amerika Utara. Bison, caribau, kucing gunung, mushkok.
E.
Persebaran Makhluk Hidup
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk
hidup
1. Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik dan biotic.
Faktor abiotik merupakan
factor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan.
Faktor abiotik meliputi:
v Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar
terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
1. Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
2. Kelembaban
udara
Kelembaban berpengaruh langsung
terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering,
daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
d. Tropophyta (Tropofit), yaitu
jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan
musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus
Anggrek Lotus Cendawan/jamur
3. Angin
Angin sangat membantu dalam
proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses
regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang
penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis
rumput-rumputan.
4. Curah
hujan
Untuk memenuhi kebutuhan
akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban
udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk
karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan
jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada
lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat
hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya
adalah singa dan harimau.
2. Faktor Sejarah Geologi
Kira-kira 200 juta tahun
yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam
superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini
disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis
ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an,
bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift)
berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah
secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130
juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu secara
langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat
dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta
tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa
hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo
bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan
tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke
Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil
berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan
saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya
ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan
sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya.
Akibatnya terjadilah subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang
sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan
distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia
dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung
(marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata
terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.
3. Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut
juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan
(land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan
(isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai
atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh
kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos
akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14
spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari
Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang
berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini
ada hubungannya dengan jenis makanan.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai
faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik
variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.
F.
Faktor yang
Mempengaruhi Keanekaragaman Makhluk Hidup
1. Gen
Gen adalah substansi kimia yang
menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap
individu makhluk hidup memiliki mempunyai kromosom yang tersusun atas benang –
benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel, sehingga
seluruh organisme yang ada di permukaan bumi mempunyai kerangka komponen dasar
yang tersusun atas ribuan, bahkan jutaan factor yang menurun.
2. Spesies
Spesies adalah individu yang memiliki
persamaan ciri secara morfologis, anatomis, fisiologis, serta mampu kawin
dengan sesamanya, sehingga menghasilkan keturunan untuk melanjutkan
generasinya.
BAB 4 MAKHLUK HIDUP DENGAN EKOSISTEM ALAMI1. Ekologi atau Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi
tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya,
yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Faktor biotik adalah
faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun
hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan
sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga
meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Individu merupakan
organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu,
sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap
jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan
harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta
memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki
struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga
memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan
migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian
disebut adaptasi. Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.
2.
Populasi dan komunitas makhluk hidup
Kumpulan individu
sejenis (satu species) yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu
disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa di Kelurahan Pejuang
pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang atau populasi kelinci di Kelurahan Medan
Satria pada tahun 2012 berjumlah 300 ekor.
Ukuran populasi
berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika
populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan
jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi.
Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Lembang ada 700 batang. Kemudian pada
tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita
lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang
pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang
pohon yang berkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi:
(700-500)/(1990-1980)=200batang/10tahun =20batang/tahun
Dari rumus hitungan
di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun
adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata
dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana
alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena
tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas
untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya.
Karakteristik ini antara lain: kepadatan (densitas), laju
kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi
biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas
merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi
dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme
yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia. Imigrasi adalah
perpindahan satu atau lebih organisme ke daerah lain atau peristiwa
didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; di daerah yang
didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan
populasi.
Emigrasi adalah peristiwa
ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi
akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan
jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah
populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak
selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada
gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam,
dan wabah hama.
Definisi lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Komponen lingkungan
terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, batu dsb.) dan faktor
biotik (tumbuhan, hewan dan manusia). Baik faktor biotik maupun abiotik pada
lingkungan hidup, berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada di
lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya,
karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan
lingkungan untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada
mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan,
kondisi demikian dapat berubah oleh bencana alam yang merugikan, atau
oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, yang terkadang melampaui batas dan dapat menyebabkan polusi.
Komunitas adalah
kumpulan dari populasi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Misalnya kumpulan
populasi pohon jati, bambu duri, suplir, kera, burung, banteng pada tahun 2012
di salah satu hutan di Banyuwangi. Gambaran dari organisme, populasi, komunitas
dalam ekosistem dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1.
Organisasi kehidupan (Sumber: Anonim, 2012).
Ekosistem
darat dan perairan
Secara
garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu: gurun, hutan gugur/iklim sedang (deciduous/temperate forest),
hutan hujan tropis (tropical rain forest),
taiga, sabana (grassland), dan tundra (gambar 2).
Gambar
2. Enam bioma di dunia (Anonim, 2013)
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit, kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki
kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah
yang lebih basah, hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan
yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) terutama
bagi makhluk hidup untuk mempertahankan cairan tubuh.
Kurang lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun. Bentang gurun
memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari permukaan batu
karang. Bukit
pasir dan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari
gurun.
Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering (bahasa Inggris: 'arid') atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan
benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.
Tumbuhan peluruh atau tumbuhan gugur merupakan sebutan bagi tumbuhan, terutama pepohonan, yang menggugurkan daun-daunnya pada musim atau keadaan iklim tertentu. Tumbuhan peluruh dapat mendominasi suatu vegetasi (penutup
permukaan bumi) dan membentuk bioma hutan peluruh atau hutan gugur. Di daerah beriklim sedang, seperti di Eropa bagian Tengah, tumbuhan peluruh menggugurkan daunnya pada musim gugur (nama musim ini diambil dari ciri khas hutan-hutan demikian), di saat suhu udara rata-rata menurun. Perubahan warna daun akibat perombakan klorofil terjadi hampir serentak sehingga warna hutan menjadi kuning, merah, atau
coklat akibat warna dedaunan yang mengering. Suhu yang meningkat di penghujung
musim dingin akan memicu munculnya daun-daun baru, seringkali diawali dengan
bermunculannya bunga terlebih dahulu.
Di daerah tropika dengan musim kering yang jelas, pepohonan menggugurkan daunnya di saat
curah hujan berkurang. Pengguguran ini dapat sebagian maupun seluruhnya. Jati,
misalnya, akan menggugurkan semua daunnya. Pengguguran daun akan mengurangi transpirasi di musim kemarau dan dianggap sebagai mekanisme penghematan energi.
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis
adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembab, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih
pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical
lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical
rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah
spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki
sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern
berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Taiga adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, beruang, rubah, serigala, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di
bumi. Ciri-ciri taiga yaitu mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim
kemarau yang panas dan sangat singkat yaitu berlangsung selama 1-3 bulan. Kemudian selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2
meter di bawah permukaan tanah. Jenis
tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga
jenis tumbuhan. Pohon-pohon di
daerah taiga mempunyai daun yang terbentuk seperti jarum dan mempunyai zat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch, jumper, dan spruce. Kondisi tersebut
menyebabkan hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah taiga.
Sabana adalah padang rumput yang dipenuhi oleh semak perdu dan beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia. Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara daerah tropis dan subtropis. Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika, Amerika Selatan, dan Australia. Kurangnya curah hujan menjadi pendorong munculnya sabana. Sehingga sabana dikenal juga padang
rumput tropis. Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk menjadi hutan. Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang
tahun, yaitu hangat. Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda,
yaitu musim kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah
hujan. Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali. Namun
di musim kering, cuaca terasa lebih dingin. Sedangkan
pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25 inci sepanjang waktu. Ada beberapa
tipe sabana yang berbeda di seluruh dunia. Sabana yang paling dikenal adalah yang terletak di Afrika Timur yang ditumbuhi oleh pohon-pohon akasia. Dataran Serengeti di Tanzania adalah salah satunya. Di sana hidup hewan-hewan seperti Singa, Zebra, Gajah, Jerapah, dan Kerbau.
Tundra adalah suatu area dimana pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya
suhu lingkungan sekitar, karena itu disebut daerah tanpa pohon. Pada area ini,
mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut, rerumputan dan semak. Tundra biasanya
hidup di daerah dingin. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Terdapat diwilayah utara dan terdapat di puncak gunung yang tinggi. Iklim kutub dengan musim
dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang dan terang terus
menerus.
Peran suatu species
di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran
ekologi terdiri dari cara-cara sebuah species berinteraksi di dalam
lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang
dimakan atau apa yang digunakan untuk menghasilkan energi; predator yang
memangsa; jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan
kondisi dimana dapat direproduksi.
b.
Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut:
Adaptasi
tumbuhan
Tumbuhan
yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan
akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan
rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan
osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi
hewan
Ekosistem
air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat
air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator,
parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa
organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai
berikut (Gambar 3):
a. Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya
ikan.
c. Neuston; organisme
yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan
air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan
tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan
tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessile
(melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Gambar
3. Berbagai Organisme Air Tawar Berdasarkan Cara Hidupnya (Anonim, 2000)
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air
mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk
ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai
dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi (Gambar 4). Di danau
terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di
danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di
dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan
kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi
4 daerah sebagai berikut:
a) Daerah
litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus
dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan
tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis
ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga,
crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular,
itik, angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b) Daerah limnetic
Daerah
ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang
dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan
tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar
termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton
dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar,
kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c) Daerah profundal
Daerah
ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
d) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Gambar 4. Empat
Daerah Utama Pada Danau Air Tawar (Sumber: Anonim, 2012)
Danau
juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai
berikut :
a.
Danau Oligotropik
Oligotropik
merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih
sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
b.
Danau Eutropik
Eutropik
merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan,
karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh,
terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau
oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi
organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh
aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan
sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor.
Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga
terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai
oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi".
Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai
keindahan danau.
2. Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang.
Komunitas
yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan
terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat
dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai misalnya ikan lele air tawar. Di hilir sering dijumpai
ikan kucing (Clarias
gariepinus) dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura
dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme
sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.
Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa
jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
c.
Ekosistem air laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1)
Laut
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian
atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.
a) Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai
berikut:
i.
Litoral
merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
ii. Neretik merupakan
daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar
dalamnya ± 300 meter.
iii. Batial merupakan
daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.
iv. Abisal merupakan
daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
b) Menurut wilayah permukaannya secara horizontal,
berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
berikut.
i.
Epipelagik merupakan
daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
ii. Mesopelagik merupakan
daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan
hiu.
iii. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.
Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
iv. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
v.
Hadal pelagik merupakan
bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian
ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.
Di
laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air
dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui
insang secara aktif.
2)
Ekosistem pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme
yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras.
Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi
dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut,
remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang
laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput
laut.
Komunitas
tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan
sebagai berikut:
a) Formasi pes caprae
Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea
pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini
menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput
angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke
arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus
tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b) Formasi baringtonia
Daerah
ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia,
Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila
tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau
yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah
berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar
ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan
Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering
tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3) Estuary
(muara)
Estuary merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuary
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuary.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuary antara lain rumput
rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan
ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk
menuju habitat air tawar. Estuary juga merupakan tempat mencari makan
bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4)
Terumbu karang
Di laut
tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus, terdiri dari
karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu
karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
3. Berbagai
bentuk ekosistem (alami dan buatan)
Sebuah ekosistem
adalah tingkatan paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah,
air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi adalah mereka yang mencoba
menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam
suatu lingkungan.
Penelitian mereka
seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang
ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih
untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan
dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi. Contoh ekosistem adalah
interaksi antara lingkungan abiotik (tanah, air, udara dsb) di Kabupaten
Sumba Timur dengan biotik, yaitu komunitas (kumpulan populasi manusia,
kuda, rumput dll) yang menempati Kabupaten Sumba Timur tersebut. Contoh dari
ekosistem alami adalah hutan, gurun. Ekosistem buatan sengaja dibuat oleh
manusia, misalnya sawah, kebun, kota.
4. Macam-macam bentuk pola interaksi dalam satu
ekosistem
Interaksi antar
komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan
antar komunitas. Hubungan antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup (antar organisme) lainnya membentuk pola interaksi
dalam ekosistem yang bermacam-macam, yaitu:
a. Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu
antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya: antara capung dan
sapi.
b. Predasi adalah hubungan antara
pemangsa atau predator dan mangsanya. Pemangsa tidak dapat hidup tanpa adanya
mangsa. Selain itu, pemangsa berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa,
Contohnya: ayam memakan cacing.
c. Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua
jenis makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat, terdiri dari:
(i) Simbiosis mutualisme, adalah hubungan
antara makhluk hidup yang saling menguntungkan. Terjadi pada lebah yang
mendapatkan madu dari bunga, dan bunga pun dibantu proses penyerbukannya oleh
lebah. Demikian pula tanaman kacang-kacangan dengan bakteri yang mampu mengikat
nitrogen yang terdapat pada perakarannya. Bakteri mendapatkan tempat dan
makanan, serta mampu berbiak pada perakaran, sedangkan tanaman kacang-kacangan
mendapatkan mineral berupa Nitrogen dari bakteri yang penting bagi pembentukan
protein bagi tubuh tumbuhan.
(ii) Simbiosis parasitisme, hubungan antara
makhluk hidup yang satu diuntungkan dan lain dirugikan, terjadi pada manusia
dan virus influenza. Manusia yang terkena virus akan merasa sakit, dan
virus mendapat tempat dan makanan serta dapat berbiak pada tubuh manusia.
(iii) Simbiosis komensalisme, hubungan erat antara dua
jenis makhluk hidup yang satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan yang
lain tidak dirugikan, seperti terjadi pada tumbuhan paku (Nephrolepis
sp.) yang hidup sebagai epifit (mendapat tempat, air dan mineral yang
menempel diluar kulit batang) pada pohon palem yang besar, atau ikan remora
(yang mendapat perlindungan dan sisa makanan) dengan ikan hiu atau penyu.
Antara populasi
yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi diantara populasi adalah
sebagai berikut:
a. Alelopati merupakan interaksi
diantara populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(kenari) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat
yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.
Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b. Kompetisi merupakan interaksi
diantara populasi, yang terjadi bila diantara populasi tersebut terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di
padang rumput.
Komunitas adalah
kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung,
ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton,
dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam
bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup
dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antara
komunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga
aliran energi dan makanan. Interaksi antara komunitas dapat kita amati,
misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda
misalnya laut dan darat.
Interaksi antara
komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme
dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat
trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya
interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh
maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.
5. Struktur
dan fungsi ekosistem
Interaksi komponen biotik dan abiotik terjadi pada suatu tempat
merupakan ciri untuk setiap macam ekosistem. Identifikasi dan
penghitungan dari species tumbuhan dan hewan dari suatu
ekosistem menunjukkan komposisi species ekosistem tersebut. Distribusi
secara vertikal dari species yang berbeda menempati tingkat yang berbeda
pula dan disebut stratifikasi. Contohnya, pohon menempati strata atau lapisan
vertikal paling atas dari suatu hutan, semak belukar lapisan kedua dan herba
juga rumput menempati lapisan dasar.
Komponen-komponen ekosistem sebagai suatu unit fungsional terdiri
dari berbagai aspek, yaitu sebagai berikut:
(i)
Produktivitas
(ii)
Dekomposisi/Penguraian
(iii) Aliran energy
(iv) Siklus nutrient
Untuk memahami ekosistem akuatik marilah kita mengambil kolam
kecil sebagai contoh yang cukup sederhana, dan menjelaskan adanya interaksi
yang kompleks pada ekosistem perairan. Komponen abiotik adalah badan air dengan
seluruh bahan anorganik dan organik yang terlarut dan endapan tanah yang subur
di dasar kolam.
Sinar matahari yang masuk, siklus dari temperatur, panjang
hari dan keadaan iklim lainnya, mempengaruhi penilaian fungsi kolam secara
keseluruhan. Komponen autotrof meliputi phytoplankton, beberapa
alga dan tumbuhan terapung, tumbuhan di bawah permukaan air dan tumbuhan kecil
yang ditemukan di tepi kolam. Konsumennya berupa zooplankton, dan
hewan lainnya yang bebas berenang serta berada di dasar kolam. Pembusuknya
adalah fungi (jamur), bakteri dan flagellata terutama yang
melimpah di dasar kolam.
Sistem ini menyelenggarakan seluruh fungsi dari suatu ekosistem
dalam biosfir, seperti perubahan bahan anorganik menjadi organik dengan bantuan
sinar matahari oleh organisme autotrof; konsumsi organisme autotrof oleh
organisme heterotrof (organisme yang mendapatkan makanan dari bahan organik);
penguraian (dekomposisi) dan mineralisasi dari material (organisme) yang mati
untuk kembali digunakan oleh autotrof secara berulang. Disini secara
tidak langsung energi bergerak menuju tingkat trofik yang lebih tinggi dan
kemudian menghilang sebagai panas yang dilepaskan ke lingkungan.
a. Produktivitas
Sinar
matahari adalah persyaratan utama untuk berfungsinya suatu ekosistem secara
berkelanjutan. Produktivitas primer menunjukkan jumlah energi cahaya yang
diubah menjadi energi kimia oleh autotrof suatu ekosistem selama periode waktu
tertentu. Total produktivitas primer dikenal sebagai produktivitas primer kotor
(gross primary productivity/GPP). Tidak semua hasil produktivitas ini
disimpan sebagai bahan organik pada tubuh organisme produsen, karena organisme
tersebut menggunakan sebagian molekul sebagai bahan bakar organik dalam respirasinya.
Dengan demikian, produktivitas primer bersih (net primary productivity/NPP)
sama dengan produktivitas primer kotor dikurangi energi yang digunakan oleh
produsen untuk respirasi (Rs), dapat dirumuskan sbb:
NPP =
GPP – Rs
Produktivitas
primer dapat dinyatakan dalam energi per satuan luas per satuan waktu (J/m2/tahun),
atau sebagai biomassa (berat) vegetasi yang ditambahkan ke ekosistem per satuan
waktu (g/m2/tahun). Biomassa umumnya dinyatakan sebagai berat kering
bahan organik, karena molekul air tidak mengandung energi yang dapat digunakan,
dan karena kandungan air tumbuhan bervariasi dalam jangka waktu yang singkat.
Laju
pengubahan energi kimia pada makanan yang dimakan oleh konsumen pada suatu
ekosistem menjadi biomassa baru mereka sendiri, disebut produktivitas sekunder.
Misalnya, perpindahan bahan organik dari produsen ke herbivora yang merupakan
konsumen primer dan perpindahan bahan organik dari herbivora ke karnivora. Di
sebagian besar ekosistem, herbivora hanya mampu memakan sebagian kecil bahan
tumbuhan yang dihasilkan, dan herbivora tidak dapat mencerna seluruh senyawa
organik yang ditelannya.
b. Dekomposisi/Penguraian
Dekomposer memecahkan bahan organik menjadi
bahan anorganik, seperti karbondioksida, air dan nutrien, prosesnya disebut
dekomposisi (penguraian). Sisa tumbuhan yang mati seperti dedaunan, kulit
kayu, bunga, dan sisa hewan yang mati, termasuk fecal (tinja), detritus
(jaringan yang rusak) adalah bahan mentah untuk penguraian. Tahap penting pada
proses penguraian adalah fragmentation (menjadikan kepingan), leaching
(peluluhan), katabolisme, humifikasi dan mineralisasi.
Organisme pengurai (misalnya cacing tanah)
menghancurkan detritus menjadi partikel kecil. Proses ini disebut fragmentation.
Melalui proses leaching (peluluhan), nutrien anorganik yang terlarut
dalam air masuk ke lapisan tanah dan diendapkan sebagai garam-garam yang tidak
tersedia dalam tanah. Enzym dari bakteri dan fungi menguraikan detritus menjadi
bahan anorganik sederhana. Proses ini disebut katabolisme.
Pengurai beroperasi secara simultan pada
detritus (lihat gambar 5). Humifikasi dan mineralisasi terjadi selama
penguraian di tanah. Humifikasi adalah akumulasi dari bahan amorf yang berwarna
gelap yang disebut humus yang sangat resisten terhadap aksi mikroba dan
menjalani pembusukan dengan kecepatan sangat lambat. Humus didegradasi
lebih lanjut oleh mikroba dengan melepaskan nutrien anorganik yang terjadi
melalui proses yang dikenal sebagai mineralisasi.
Penguraian adalah suatu proses yang membutuhkan
oksigen cukup besar. Kecepatan penguraian dikendalikan oleh komposisi kimia
dari detritus dan faktor iklim. Kecepatan penguraian adalah sangat
lambat jika detritus kaya akan lignin dan chitin, dan cepat sekali jika
detritus kaya akan nitrogen dan bahan-bahan yang mudah larut dalam air seperti
gula. Temperatur dan kelembaban tanah adalah faktor iklim yang sangat
penting yang mengatur penguraian melalui aktivitas mikroba tanah. Lingkungan
yang hangat dan lembab adalah lebih baik untuk proses penguraian, dari pada
temperatur yang rendah dan anaerob menghambat penguraian yang dihasilkan pada
material organik.
Gambar 5. Diagram yang menunjukkan siklus dekomposisi pada ekosistem
terrestrial (Sumber: Anand, 2011).
c. Aliran energi
Aliran energi yang
terjadi dalam ekosistem alami dimulai dengan tumbuhan sebagai produsen.
Tumbuhan yang memiliki kloroplas menerima energi dari matahari dan mampu
mengubah karbondioksida (CO2) dan air (H2O)
menjadi glukosa (C6H12O6) dan oksigen (O2)
pada fotosintesis, reaksi fotosintesis dapat dilihat pada gambar 6.
gambar
6. Fotosintesis (Anonim, 2013)
Aliran energi
terdapat pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara
makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup
yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan terjadi proses makan dan dimakan dalam
urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak
dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai
dekomposer menjadi mineral yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang (gambar 7).
Gambar 7. Rantai
makanan (Sukajiyah, 2012)
Tiap tingkat dari
rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat
trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II) yaitu
hewan pemakan daging (karnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Rantai makanan
merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana. Kenyataannya dalam
satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen
tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu
jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam
ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu
jaring-jaring makanan. Pada jaring-jaring makanan, meliputi banyak rantai
makanan. Seperti ditunjukkan pada gambar 8 tentang jaring-jaring makanan, jika
ditelaah terdapat 18 rantai makanan.
Gambar 8.
Jaring-jaring makanan (Sukajiyah, 2012)
Organisme menempati suatu tempat di lingkungan alam atau pada
suatu komunitas sesuai dengan makanannya, yang berhubungan erat dengan
organisme lain. Berdasarkan dari sumber nutrisi atau makanan mereka, organisme
tersebut menempati tempat yang spesifik pada rantai makanan yang diketahui
sebagai tingkat trofiknya. Produsen masuk ke tingkat trofik yang pertama,
herbivora (konsumen primer) ke tingkat kedua dan karnivora (konsumen sekunder)
ketingkat ke tiga.
Sejumlah tingkat trofik pada rantai makanan di padang
penggembalaan terbatas pemindahan energinya pada hukum 10 persen, yaitu hanya
10 persen energi dipindahkan ke tiap tingkat trofik dari tingkat trofik di
bawahnya. Pada dasarnya hal ini mungkin karena mempunyai begitu banyak
tingkat, yaitu produsen, herbivora, karnivora primer, karnivora sekunder pada
rantai makanan di penggembalaan tersebut (gambar 9).
Gambar 9.
Aliran energi melalui tingkat trofik yang berbeda (Sumber: Anand, 2011).
d. Piramida Ekologi
Dasar dari setiap
piramida (jumlah individu, biomassa maupun energi) menunjukkan produsen
atau merupakan tingkat trofik yang pertama, sementara tingkat pada piramida
yang paling atas menunjukkan konsumen tertier atau konsumen paling atas.
Piramida energi selalu tegak lurus, belum pernah terbalik, karena aliran
energi terutama dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya selalu
menghilang sebagai panas pada setiap tingkat. Setiap tingkatan piramida
menunjukkan jumlah energi yang ada pada setiap tingkat trofik setiap waktu atau
setiap tahun per unit area. Energi matahari yang digunakan oleh produsen hanya
sekitar satu persen (1%), sedangkan konsumen primer menggunakan 10% energi dari
produsen demikian seterusnya (gambar 10).
Gambar 10. Piramida
energi (Sumber: Anand, 2011).
e. Suksesi
Ekologi
Suatu
ciri yang penting dari seluruh komunitas adalah komposisi dan strukturnya yang
dengan terus menerus berubah dalam responnya terhadap perubahan keadaan
lingkungan. Perubahan komunitas berlangsung tertib dan berurutan, sesuai
dengan perubahan pada lingkungan fisiknya. Perubahan ini pada akhirnya
menuju ke suatu komunitas yang dekat dengan keseimbangan lingkungan dan disebut
komunitas klimaks. Secara bertahap dan cukup jelas dapat diramalkan
perubahan pada komposisi species dari suatu area menuju ke
komunitas klimaks disebut suksesi ekologi. Selama suksesi beberapa species
berkoloni pada suatu area dan populasinya menjadi lebih banyak, dimana populasi
dari species lain berkurang dan berangsur menghilang.
Keberadaan
komunitas yang ada sekarang di dunia dikarenakan adanya suksesi yang
berlangsung selama lebih dari jutaan tahun, sejak mulai adanya kehidupan di
bumi. Sesungguhnya suksesi dan evolusi merupakan proses yang terjadi pada waktu
yang bersamaan.
Suksesi
primer adalah suatu proses yang dimulai dengan tidak ada organisme hidup di
area tersebut, seperti bebatuan gundul, pembaharuan kolam, waduk atau
bekas letusan gunung berapi (lahar dingin) Krakatau, yang semua makhluk
hidupnya menghilang tidak tersisa. Sedangkan suksesi sekunder adalah
suatu proses yang dimulai pada area yang seluruh organisme di tempat tersebut
menghilang, namun masih tersisa bagian dari makhluk hidup yang pernah tinggal
seperti pada kejadian kebakaran hutan. Baik suksesi primer maupun sekunder
menuju pada komunitas klimaks.
Pembentukan
dari komunitas biotik yang baru umumnya adalah lambat. Sebelum suatu komunitas
biotik dari bermacam-macam organisme dapat dibentuk, disini harus ada tanah. Bergantung
sebagian besar pada iklim, hal ini merupakan proses alami yang memerlukan waktu
beberapa ratus sampai beberapa ribu tahun untuk menghasilkan tanah yang
produktif di atas bebatuan.
Suksesi
sekunder dimulai pada area dimana komunitas biotik alamiah telah dirusak
seperti ladang yang ditinggalkan, penebangan hutan, daratan yang kebanjiran.
Karena tanah masih ada, suksesi sekunder lebih cepat pulih menjadi komunitas
yang klimaks dari pada suksesi primer.
Deskripsi
suksesi ekologi biasanya difokuskan pada perubahan vegetasi. Bagaimanapun,
disini perubahan vegetasi mempengaruhi ketersediaan makanan dan perlindungan
untuk berbagai macam hewan. Dengan demikian, seperti berlangsungnya suksesi
tumbuhan, jumlah dan macam hewan serta dekomposer juga berubah.
Suksesi
tumbuhan
Pada
suksesi primer di perairan, organisme perintis adalah phytoplankton,
organisme selanjutnya diletakan seiring waktu adalah tumbuhan hidrofit yang
berakar, tumbuhan angiospermae yang bebas terapung, kemudian alang-alang,
rerumputan, semak belukar dan terakhir pepohonan. Komunitas klimaks adalah
hutan. Seiring waktu perairan akan dirubah menjadi daratan (gambar 11). Suksesi
primer prosesnya berlangsung sangat lambat dan dapat mencapai ribuan tahun
untuk mencapai komunitas klimaks.
Gambar 11. Suksesi
Primer (Sumber: Anand, 2011).
Pada suksesi sekunder species yang menempati
area tergantung pada kondisi tanah, tersedianya air, lingkungan seperti juga
biji-bijian atau keberadaan benih lainnya. Dikarenakan tanah sudah tersedia,
kecepatan suksesi adalah lebih cepat mencapai klimaks. Suksesi species
tumbuhan dari ladang yang ditinggalkan di Carolina Utara. Pioneer species
terdiri dari berbagai macam tumbuhan annual. Tahap suksesi kemudian
diikuti oleh komunitas tumbuhan perennial dan rerumputan, semak belukar,
pepohonan yang berkayu lunak seperti Pinus, dan terakhir pohon kayu keras dan
semak-semak. Suksesi ini memakan waktu sekitar 120 tahun dari tahap pioneer
sampai komunitas klimaks (gambar 12).
Gambar 12. Suksesi sekunder (Anonim, 2012)
Apakah penting untuk memahami apakah itu
suksesi, terutama suksesi primer, merupakan proses yang sangat lambat, mungkin
memerlukan waktu ribuan tahun untuk mencapai klimaks. Fakta penting lainnya
adalah untuk memahami bahwa seluruh suksesi terjadi di perairan atau di
daratan, sama-sama menuju komunitas klimaks.
f. Siklus
Nutrien
Pergerakan
elemen nutrien melalui berbagai komponen ekosistem disebut siklus nutrien. Nama
lain siklus nutrien adalah siklus biogeokimia (bio: organisme hidup, geo:
bebatuan, udara, air). Siklus nutrien terdiri dari dua macam, yaitu: (a) bentuk
gas dan (b) endapan (sedimen). Siklus nutrien bentuk gas misalnya
nitrogen dan siklus karbon, berada di atmosfir. Siklus sedimen seperti
sulfur dan siklus fosfor, reservoirnya berada di lapisan kulit bumi.
Faktor-faktor lingkungan, seperti tanah, kelembaban, pH, temperatur dan
lain-lain mengatur kecepatan pelepasan nutrien ke atmosfir. Fungsi reservoir
adalah untuk mempertemukan dengan defisit yang terjadi pada ketidakseimbangan
antara kecepatan pemasukan dan pengeluaran nutrien.
1)
Siklus karbon
Aliran
materi berupa oksigen yang dihasilkan tumbuhan terjadi pada ekosistem, oksigen
dimanfaatkan oleh bermacam hewan dan manusia untuk melakukan pernapasan dan
diubah menjadi karbondioksida, namun karbondioksida dapat diubah kembali
melalui fotosintesis menjadi oksigen oleh tumbuhan.
Jika kita mempelajari susunan organisme hidup, sekitar 49 persen
dari berat kering organisme mengandung karbon dan kemudian air. Jika kita lihat
pada jumlah total karbon secara global, kita mendapatlan bahwa 71 persen karbon
ditemukan terdapat di lautan. Lautan mengatur sejumlah karbondiokasida yang ada
di atmosfir (Gambar 13). Apakah kamu tahu bahwa atmosfir hanya mengandung
sekitar 1 persen dari total keseluruhan karbon?
Bahan bakar fosil juga mengarah kepada suatu reservoir dari
karbon. Siklus karbon terjadi melalui atmosfir, lautan dan melalui organisme
hidup dan mati. Sesungguhnya sejumlah karbon dikembalikan ke atmosfir
sebagai CO2 melalui aktivitas respirasi dari produsen dan konsumen.
Dekomposer juga pada dasarnya menambah sejumlah karbon ke CO2 pool
melalui pemrosesan sampah dan organisme yang mati di daratan dan lautan.
Sejumlah karbon yang difiksasi menghilang ke sedimen dan dikeluarkan dari
sirkulasi. Pembakaran kayu, kebakaran hutan dan pembakaran bahan organik, bahan
bakar fosil, aktivitas gunung berapi semuanya menambah sumber untuk pelepasan
CO2 ke atmosfir.
Aktivitas manusia berpengaruh pada siklus karbon secara
signifikan. berkurangnya hutan secara cepat dan penggunaan bahan bakar fosil
secara besar-besaran untuk keperluan energi dan transportasi secara signifikan
menambah kecepatan pelepasan karbondioksida ke atmosfer.
Gambar
13. Model sederhana siklus karbon dalam biosphere (Sumber: Anand, 2011).
2) Siklus fosfor
Organisme
memerlukan fosfor sebagai bahan penyusun utama asam nukleat, fosfolipid, ATP
dan pembawa energi lainnya, serta sebagai salah satu mineral penyusun tulang
dan gigi. Fosfor ditemukan dalam bentuk fosfat (PO43-),
yang diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis bahan organik.
Pelapukan batuan secara perlahan-lahan menambah fosfat ke dalam tanah (Gambar
14).
Gambar
14. Siklus Fosfor (Sumber: Gleason, 2005)
Setelah
produsen menggabungkan fosfor ke dalam molekul biologis, fosfor dipindahkan ke
konsumen dalam bentuk organik, dan ditambahkan kembali ke tanah melalui
ekskresi fosfat tersebut oleh hewan dan oleh kerja bakteri pengurai dan fungi
pada detritus. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, sedemikian rupa
sehingga siklus fosfor cenderung menjadi cukup terlokalisir dalam ekosistem.
Akan tetapi, fosfor benar-benar tergelontor ke dalam badan air, yang secara
perlahan-lahan mengalir dari ekosistem terrestrial (daratan) ke laut.
Erosi hebat mempercepat pengurasan fosfat, tetapi pelapukan bebatuan umumnya
sejalan dengan hilangnya fosfat. Fosfat yang mencapai lautan secara
perlahan-lahan terkumpul dalam endapan, kemudian tergabung dalam batuan, yang
kemudian dapat menjadi bagian dari ekosistem terrestrial sebagai akibat
proses geologis yang meningkatkan dasar laut atau menurunkan permukaan laut,
pada suatu lokasi tertentu.
Dengan
demikian, sebagian besar fosfat bersiklus ulang secara lokal diantara tanah,
tumbuhan dan konsumen atas dasar skala waktu ekologis, sementara suatu siklus
sedimentasi secara bersamaan mengeluarkan dan memulihkan fosfor terrestrial
selama waktu geologis. Pola umum yang sama berlaku juga bagi banyak nutrien
lain, yang tidak memiliki bentuk yang terdapat di atmosfir.
Dalam
suatu ekosistem akuatik, yang belum secara serius diubah oleh aktivitas
manusia, rendahnya fosfat terlarut sering kali membatasi produktivitas primer.
Akan tetapi, pada banyak kasus, kelebihan (bukan keterbatasan) fosfat adalah
permasalahan juga. Penambahan fosfat dalam bentuk limbah kotoran cair dan
aliran permukaan dari ladang pertanian yang dipupuk, merangsang pertumbuhan
alga dengan pesat (blooming) dalam ekosistem akuatik, yang seringkali
memiliki akibat negatif, seperti eutrofikasi.
6. Manusia dan lingkungannya.
Manusia sebagai makhluk hidup
yang sempurna, menempati lingkungan tempat hidupnya. Interaksi antara manusia
dengan lingkungannya yang terdiri dari makhluk hidup maupun makhluk tak hidup
dapat berlangsung secara menguntungkan maupun merugikan.
Peranan Manusia yang bersifat merugikan terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
a. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin
menciut (depletion);
b. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
c. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem
binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energy;
d. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah
hingga menimbulkan longsor;
e. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya
kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri.
Peranan Manusia yang
menguntungkan lingkungan antara lain:
a. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
b. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka
jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
c. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan
pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang
batasnya;
d. Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk
menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan
guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung
humus;
e. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi
lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.
7. Prinsip-prinsip Ekosistem
Pada prinsipnya, dalam
ekosistem harus terjadi keseimbangan (homeostatis) antara
komponen-komponen yang terdapat di dalamnya, baik komponen biotik maupun
abiotiknya. Misalnya keberadaan produsen (ditempati oleh tumbuhan), konsumen
(hewan, manusia) dan pengurai (bakteri, jamur) harus berada dalam keadaan
setimbang, agar keberadaan materi maupun energi yang dibutuhkan dalam ekosistem
tersebut selalu ada.
Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung
karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam
aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus
energi), dan siklus biogeokimia yang dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan
dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen
atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai
dalam ekosistem.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Perubahan
terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri
seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cybernetic di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini.
8. Hubungan antara ekosistem dan sosial sistem
Hubungan antara ekosistem dan sosial sistem sangatlah
penting. Ekosistem yang tertata dengan baik di sebuah kota, kelestariannya
bergantung pada hubungan sosial antara manusia satu dengan lainnya. Misalnya
dalam pengelolaan sampah di kota, jika dilakukan peraturan dalam pembuangan dan
pemilahan sampah organik (berasal dari tumbuhan dan hewan) akan berguna bagi
pembuatan kompos atau pupuk yang diperlukan untuk kesuburan tanah, dan
bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemilahan sampah anorganik
seperti sampah kertas bermanfaat untuk dibuat kertas daur ulang dsb. Peraturan
pemilahan sampah tersebut harus disosialisasi kepada masyarakat dengan baik,
melalui hubungan sosial, sehingga tertata ekosistem kota yang baik.
Bukan hanya daur ulang (recycle) barang-barang
yang digunakan, seperti daur ulang bungkus minyak goreng untuk tempat pinsil
atau tas, namun penggunaan kembali barang-barang yang digunakan (reuse),
seperti penggunaan pakaian bekas, mobil bekas, dsb.; penghematan atau
pengurangan barang-barang yang digunakan (reduce), seperti penghematan
penggunaan air bersih, kertas, bahan bakar minyak bumi yang mengakibatkan
polusi udara harus disosialisasikan kepada masyarakat.
A. Pengertian Sumber Daya Alam
Sebelum membahas tentang Sumber Daya Alam (SDA), sebaiknya Anda
mengatahui definisi dari SDA terlebih dahulu.
Menurut Slamet Riyadi (Darmodjo,
1991/1992) mendefinisikan Sumber Daya Alam sebagai segala isi yang terkandung
dalam biosfer, sebagai sumber energi yang potensial, baik yang tersembunyi di
dalam litosfer (tanah), hidrosfer (air) maupun atmosfer (udara) yang dapat
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia secara langsung maupun tidak
langsung.
Herman Haeruman Js (Kaligis, 1986)
menyatakan bahwa: Sumber Daya Alam adalah sumber daya yang terbentuk karena
kekuatan alami misalnya tanah, air dan perairan, biodata, udara dan ruang,
mineral, bentang alam (landscape), panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut
dan arus laut.
Jadi sumber daya alam adalah segala
sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang bukan dibuat manusia, dan yang
terdapat di permukaan bumi, baik itu berada di dalam tanah, laut ataupun air
dan di udara, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia maupun
organisme lain secara langsung maupun tidak langsung. Demikian Sumber daya alam
ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada
di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
B.
Klasifikasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
SDA
dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut ini akan disajikan beberapa penggolongan SDA
berdasarkan pada sifat, potensi dan jenisnya (Pratiwi dkk, 2000).
1)
Berdasarkan Sifat
Menurut
sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
a.
Sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable)
misalnya :Hewan,
tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat melakukan
reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
b.
Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non-renewable)
misalnya: minyak bumi,
gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
Sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui ialah sumber daya alam yang dapat habis
dalam penggunaannya atau dapat juga dibentuk lagi tetapi memerlukan waktu yang
lama yaitu ribuan tahun bahkan jutaan tahun. Contohnya semua jenis bahan galian
(tambang). Dalam Undang-Undang No. 11 tahun 1976 tentang pertambangan dan bahan
galian diklasifikasikan menurut kepentingannya bagi negara sebagai berikut
1)
Golongan A yaitu golongan bahan galian
strategis.
Contoh: semua jenis
batu batu bara, minyak bumi, bahan radio aktif, tembaga, aluminium, timah
putih, mangan, besi, nikel, dan sebagainya. Bahan galian ini penting untuk menjamin
perekonomian negara.
2)
Golongan B yaitu golongan bahan galian vital.
Contoh: emas, perak,
magnesium, seng, wolfarm, batu permata, mika, asbes, dan sebagainya. Bahan
galian penting untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
3)
Golongan C yaitu bahan galian yang tidak
termasuk ke dalam golongan A atau B Contoh: bahan galian yang termasuk bahan
industri.
c.
Sumber daya alam yang tidak habis,
misalnya udara,
matahari, energy pasang surut, energi laut dan air dalam siklus hidrologi.
2)
Berdasarkan Potensi
Menurut potensi
penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai
berikut.
a.
Sumber daya alam materi
Merupakan sumber daya
alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu,
serat kapas, kaca, dan rosela.
b.
Sumber daya alam energy
Merupakan sumber daya
alam yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas
bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut air laut, dan kincir
angin.
c.
Sumber daya alam ruang
Merupakan sumber daya
alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan
angkasa.
3)
Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya,
sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
a.
Sumber daya alam nonhayati
(abiotik)
Sumber Daya Alam nonhayati disebut juga sumber
daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya
: bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
b.
Sumber daya alam hayati (biotic)
Sumber daya alam hayati disebut juga sumber
daya alam yang berupa mahkluk hidup. Misalnya : hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
C.
Konsep-konsep
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia. Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi
berdasarkan sifatnya, yaitu SDA hayati dan nonhayati.
1. Sumber daya alam hayati
a) Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:
·
Bahan
bakar (biosolar): kelapa sawit
·
Obat:
jahe,
daun
binahong, kina,
mahkota dewa
·
Pupuk
kompos.
b) Pertanian dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa.Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).
c) Hewan, peternakan, dan perikanan
Sumber dayaa alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi.Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan.Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.
2. Sumber daya alam nonhayati
Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang.
a) Air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan.Dari total wilayah perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut, samudra, dll.) dan hanya 3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau, dll.). Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air, baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat. Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek rumah kaca.Pelestarian air dapat berupa pelstarian kuantitas air. Pelestarian kuantitas air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penyediaan air, pemanfaatan air.
b) Angin
Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi.Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.
c) Tanah
Tanah termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini. Jika lapisan tanah tersebut mentah, artinya zat-zat makan yang ada di lapisan itu belum dapat dimakan oleh tumbuh-tumbuhan, tanah mentah tersebut bila dicangkuli, diberi pupuk hijau dan kandang kemudian ditanami, lama kelamaan akan berubah menjadi tanah (zat-zat makanan yang ada di dalamnya sudah dapat diisap oleh tumbuh-tumbuhan).
d) Hasil tambang
Sumber daya alam hasil
penambangan memiliki beragam fungsi bagi kehidupan manusia, seperti bahan dasar
infrastruktur, kendaraan bermotor,
sumber energi, maupun sebagai perhiasan. Berbagai
jenis bahan hasil galian memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu
eksploitasi sumber daya alam tersebut. Beberapa negara, seperti Indonesia dan
Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar dari sektor ini. Jumlahnya sangat
terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara efisein.Beberapa
contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
·
Avtur
untuk bahan bakar pesawat terbang;
·
Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
·
Minyak
Tanah untuk bahan baku lampu minyak;
·
Solar
untuk bahan bakar kendaraan diesel;
·
LNG
(Liquid
Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
·
Oli
ialah bahan untuk pelumas mesin;
·
Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
·
Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
·
Aspal
untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
1)
Terbentuknya Minyak Bumi dan Pengolahannya
Apakah anda mengetahui
istilah lain dari minyak bumi? Minyak bumi disebut juga bahan bakar fosil sebab
terbentuk dari fosil hewan maupun tumbuhan laut. Dalam bahasa Inggris minyak
bumi di sebut Petroleum (Petro = batu dan oleum = minyak), jadi
maksudnya adalah minyak batuan. Minyak bumi, terbentuk sebagai hasil akhir dari
perombakan bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang
tertimbun selama berjuta-juta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan
ataupun di daerah lepas pantai. Proses pembentukan minyak bumi ini berlangsung
dalam jangka waktu jutaan tahun. Baik hewan maupun tumbuhan laut yang pada
waktu itu tumbuh dan berkembang di dasar laut, zat organiknya tertutup oleh
lapisan-lapisan rombakan batuan lain/endapan tanah yang berasal dari erosi di
daratan atau pegunungan. Lapisan penutup ini menghalangi terjadinya oksidasi
dan penguraian sempurna zat-zat tersebut, sedangkan naiknya suhu dan
tekanan menyebabkan terjadinya penyulingan bertingkat dari zat organik
yang sebagiannya telah terurai itu, maka terpisahlah minyak bumi dan gas alam.
Teori ini di dukung oleh fakta bahwa minyak bumi umumnya terdapat
padabatuan endapan yang berpori. Minyak dan gas terbentuk dalam jumlah
yang relatif sedikit dan terpancar di daerah batuan endapan, yang
kemudian mengumpul dalam tempat-tempat penyimpanan berabad-abad yang
lalu. Tempat-tempat penyimpanan itu biasanya mengandung batu kapur atau
batu pasir yang kedap, sedemikian sehingga gas dan minyak terperangkap
di dalamnya. Biasanya batu kapur dan batu pasir tersebut pada bagian
dalamnya cukup berpori, sehingga dapat dilalui cairan minyak untu
kemudian mengumpul membentuk sumur-sumur pada bagian yang kedap cairan.
Pori-pori ini umumnya mengandung 3% batu kapur dan 35% batu pasir. Pada
tempat- tempat penyimpanan minyak batuan tersebut, biasanya pada bagian
atas terdapat gas, bagian tengah minyak bumi dan bagian bawah larutan
garam, sesuai dengan perbedaan massa jenisnya.
Sumber
utama produksi minyak yang terperangkap ini biasanya jauh di bawah permukaan
tanah, dan ada tiga bentuk utama jebakan minyak ini, yaitu
1) Jebakan Antiklin,
berupa lengkungan yang terbentuk oleh dorongangerakan lapisan batuan ke atas.
2) Jebakan Patahan, disebabkan
oleh pergeseran dua lapisan batuan yang bergerak kedua arah yang berlawanan,
yang satu bergerak ke atas yang lain bergerak ke bawah.
3) Jebakan
Ketidakselarasan (Straigrafik), terjadi karena batuan yang berpori terjepit
oleh lapisan batuan yang tak berpori.
Ada pula jebakan yang
terbentuk di sekeliling endapan abtuan garam, di bawah permukaan laut. Tinggi
endapan garam itu dapat mencapai 8 km dan bergaris tengah 0,8 km, maka di
sekeliling bukit garam tersebut akan terkumpul minyak bumi.
Lebih
dari setengah bagian dari jumlah minyak bumi di dunia berasal dari Era
Cenozoicum (kira-kira 70 juta tahun yang lalu), pada Periode Tertier.
Selanjutnya minyak bumi ada pula yang berasal dari Era Paleozoicum dengan
jumlah yang paling sedikit, sedangkan jumlah yang paling kecil terjadi di Era
Mesozoicum. Minyak bumi yang terdapat di Indonesia paling banyak terbentuk pada
masa Periode Tertier tersebut, yang terbanyak ditemukan di daerah Sumatera,
Kalimantan dan Jawa.
2)
Pengolahan Minyak Bumi.
Bahan utama yang
terkandung di dalam minyak bumi adalah Hidrokarbon (Alifatik dan
Siklik), yang sebagaian besar adalah alkana dan siklo alkana. Campuran
ini dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya secara
penyulingan/destilasi bertingkat yang dilakukan berdasarkan adanya
perbedaan titik didih setiap komponen-komponen campuran tersebut. Sesuai
dengan banyaknya atom karbon (C) dari alkana yang bersangkutan. Makin
besar jumlah atom karbon pada alkana tersebut, makin tinggi titik
didihnya.
Destilasi
Minyak Bumi.
Proses
penyulingan minyak bumi sampai jadi komponen minyak yang siap dipakai
untuk bahan bakar dan lain sebagainya meliputi tahapan proses sebagai
berikut:
1)
Penguapan
Minyak bumi dialirkan
melalui pipa ke dalam dapur pemanas dan berubah menjadi uap.
2)
Pemisahan Komponen Minyak
Uap minyak bumi
dialirkan ke dalam menara fraksinasi. Menara fraksinasi ini tersusun
dari puluhan tingkat bak pengembun uap. Uap naik ke atas tiap tingkat
menara melalui tutup gelembung. Uap dari komponen minyak bumi yang titik
didihnya leibh tinggi akan mengembun pada bak pengembunan yang lebih
rendah. Minyak bumi yang titik didihnya lebih rendah. Sedangkan uap dari
komponenkomponen minyak bumi yang titik didihnya lebih rendah mengembun
pada bak pengembunan yang lebih tinggi dari menara.
Dari
pemisahan di menara fraksinasi ini diperoleh beberapa komponen. Pada
umumnya komponen-komponen yang dihasilkan minyak bumi dari satu tempat
ke tempat lainnya tidak banyak berbeda. Yang berbeda biasanya hanya
perbandingan komponen-komponen yang dihasilkan. Kolom penyulingan
bertingkat minyak bumi yang dikenal dengan nama kolom fraksinasi,
merupakan suatu silinder baja yang tingginya kira-kira 37 m dan di
dalamnya mempunyai bilik-bilik dengan katup-katup baja pula sebagai
tempat pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi tersebut. (Liliasari dalam
Dahar, RW, 1990: 393)
dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
1)
Terbentuknya Batu Bara dan Pengolahannya
Anda
perlu mengetahui proses terbentunya batu bara dan pengolahannya. Apa itu batu
bara? Batu bara adalah mineral hitam yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan
purba. Pada periode karbon (300 juta tahun yang lalu) dan pada periode Creta
(100 juta tahun yang lalu), iklim bumi dan komposisi atmosfer sangat cocok
utnuk melimpahruahnya pertumbuhan tanaman. Di daratan yang sangat luas, di
daratan yang berpaya-paya ataupun di air dangkal tumbuh-tumbuhan pada saat itu
tumbuh dengan suburnya.
Ketika
tumbuhan mati, tumbuhan tersebut terbenam ke dalam rawa.
Tidak adanya oksigen di
dalam rawa menyebabkan tumbuhan tersebut tidak membusuk, melainkan berubah
menjadi bahan serata yang di sebut gambut.
Ketika lapisan gambut
yang saling bertumpuk mendapat tekanan yang sangat
besar dari permukaan,
maka lapisan itu brubah menjadi batu bara lunak (lignit), tekanan yang
lebih besar mengubah batu bara lignit menjadi batu bara muda (bituminus)
yang kadang-kadang berubah menjadi batu bara yang keras dan mengkilap (antrasit).
Kedua jenis batu bara tersebut di tambang untuk dimanfaatkan.
Berlangsungnya
proses perubahan ini disebabkan oleh kurangnya konsentrasi oksigen dalam
rawa-rawa, sehingga dengan bantuan panas yang
timbul oleh tekanan
batuan di atas gambut keluarlah gas-gas nitrogen, hydrogen dan oksigen dari
senyawa karbon kompleks yang merupakan sisa-sisa tumbuhan tadi, yang akhirnya
akan menyebabkan kadar karbon pada zat-zat sisa tersebut makin tinggi. Zat-zat
lain yang dibebaskan pula selama proses pembentukan batu bara ini diantaranya
CO2, H2O, dan CH4.
Proses
pembentukan batu bara di kenal sebagai proses karbonisasi, karena makin tua
umur batu bara, makin tinggi kadar karbonnya. Apabila diurutkan, maka pembentukan
batubara dimulai dengan tahap pembentukan gambut, kemudian batu bara muda atau
lignit, selanjutnya baru terbentuk batu bara. Batu bara itu dapat mengalami
perubahan lebih lanjut karena pertambahan tekanan serta naiknya suhu menjadi
antrasit, yang kadar karbonnya tertinggi.
Macam-macam
zat yang terjadi selama pembentukan batu bara menunjukkan perbedaan kadar
karbon yang dikandungnya. Makin tinggi kadar karbon tersebut, makin tinggi pula
kualitas batu bara tersebut, yang ditunjukkan pula oleh nilai kalori yang
dihasilkannya pada pembakaran.
Cara
lain untuk menunjukkan jenis-jenis batubara adalah dengan cara
melihat lapisan-lapisan
batu bara yang tampak secara langsung, tanpa
menggunakan mikroskop,
seperti yang diusulkan oleh Marie Stopes dan di
kenal sebagai sistem
Stopes; yaitu Vitrain yang sifatnya hitam mengkilat
seperti kaca; Fusain
yang disebut juga mineral batu bara yang bersifat mudah
pecah dan berdebu; Durain
yang bersifat keras dan seringkali berbentuk;
Clarain yang
bersifat lapisan-lapisan yang berkilauan (Liliasari dalam Dahar,
RW,1990).
2)
Pengolahan Batu Bara
Batu bara hasil
penambangan. Sebelum dipergunakan perlu pengolahan terlebih dahulu, seperti
harus dilakukan pemurnian batu bara dari zat pencemaran dan pemotongan menjadi
bentuk-bentuk dan ukuran yang sesuai dengan permintaan konsumen. Banyak produk
kimia diturunkan dari batu bara. Dari batu bara dapat
diperoleh Kokas yang
selanjutnya akan di dapat berbagai macam zat, seperti:
Ter, yaitu hasil
penguraian yang mudah menguap terdiri atas zat cair dan mengembun langsung, gas
(CH4 dan H2) untuk bahan bakar dan minyakminyak
ringan (Zat cair yang
mudah menguap). Bila minyak-minyak ringan ini dimurnikan melalui destilasi
bertingkat akan terpisah menjadi Benzena (C6H6), Toluena (C7H8), dan campuran dari
tiga macam Silena (C8H10). Zat ini bermanfaat sebagai pelarut dan pereaksi
untuk membuat zat-zat kimia yang lain. Ter didestilasi untuk menghilangkan
bagian yang mendidih antara 3500 – 4000C, menghasilkan residu ter yang
digunakan sebagai bahan bakar. Senyawa-senyawa penting yang dapat diisolasi
dari hasil destilsi dengan metode ekstraksi diantaranya: Naftalen (C10H8),
Antrasen (C14H10), Fenol atau disebut juga Karbol (C6H5OH), dan Piridin
(C5H5N).
Dalam
kehidupan sekarang ini banyak bahan yang dibuat melalui industri kimia berasal
dari batu bara diantaranya obat-obatan, cat, bahan peledak, pestisida dan
plastik.
Sebagai
contoh dapat diubah menjadi asam salisilat, yang
dipergunakan sebagai
bahan dasar aspirin ataupun minyak gandapura sebagai
obat.
Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan,
lunak dan mudah ditempa.
Sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.
untuk perhiasan
Untuk bahan bangunan rumah atau gedung
Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
Untuk obat dan peramu garam dapur beryodium
Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
Untuk bahan bakar kompor gas
Untuk pembuatan pembuatan besi baja
Bermanfaat untuk membuat pensil
D.
Masalah Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Pemanfaatan Sumber Daya
Alam di Indonesia menimbulkan berbagai masalah yang baru terasa akhir-akhir ini
:
1. Masalah
kesempatan kerja bagi penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya.
2. Masalah
pertambahan angkatan kerja dan kesukaran atau hambatan dalam bidang
pengembangan industry sehubungan dengan pertambahan angkatan kerja tersebut.
3. Masalah
pengandaan dan permintaan akan bahan-bahan dasar, seperti kayu, bahan-bahan
mineral dan bahan-bahan tersebut bila penggunaannya berlebihan dikhawatirkan
akan merugikan generasi yang akan datang.
4. Masalah
pembiayaan, penentu arah dan pola pendidikan, riset dan perkembangan teknologi
yang sangat berbeda antara Negara yang satu dengan yang lain.
5. Masalah
yang berkaitan dengan kepincangan neraca perdagangan nasional, dimana
perbandingan nilai ekspor dan impor terlalu besar. Pada Negara-negara maju
ekspor barang-barang jadi ke Negara-negara berkembang memiliki nilai yang
sangat besar dibandingkan impor yang dilakukan Negara maju tersebut dari Negara
berkembang karena yang diimpornya berupa bahan-bahan dasar untuk membuat
barang-barang jadi tersebut, bila hal ini dibiarkan terus menerus maka neraca
perdagangan milik Negara maju dan berkembang bila dibandingkan sangat pincang
atau berat sebelah.
E.
Prinsip
dan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Usaha pelestarian
lingkungan sebenarnya telah dimulai sejak zaman dahulu, misalnya bagaimana
manusia untuk mendapatkan buruan dan tangkapan yang tak tentu hasilnya, kadang suatu hari dapat banyak tetapi disaat
lain dapat sedikit. Untuk itu kemudian manusia menjinakkan dan memelihara hewan
dan tanaman serta menjaga dari kerusakan dan serangan dari hewan liar. Dengan
melakukan usaha peternakan dan pertanian itu, manfaat lingkungan dapat
diperbesar dan resiko lingkungan diperkecil, sehinga kemungkinan terpenuhinya
kebutuhan dasarnya dapat lebih terjamin. Usaha manusia berupa penjinakkan dan
pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar disebut Domestikasi, dan
usaha ini merupakan bentuk usaha awal pengelolaan atau pelestarian lingkungan
dalam kebudayaan manusia.
Pengelolaan lingkungan
mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang beraneka pula. Namun
demikian dapat kita kelompokkan menjadi: pengelolaan lingkungan secara rutin,
perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini, perencanaan perkiraan dampak
lingkungan, dan perencanaan perbaikan kerusakan lingkungan. Bentuk atau cara
pelestarian lainnya dapat pula kita mengenalnya seperti cagar alam, cagar
budaya, atau pun cagar biosfer, Suaka
Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, dan Taman Hutan Raya.
- Cagar alam
Cagar alam adalah sebidang lahan yang dijaga
untuk melindungi fauna dan flora yang ada di dalamnya. Di dalam cagar alam
tersebut tidak dibolehkan adanya eksploitasi mengambil atau memanfaatkan
tumbuhan, hewan atau kekayaan alam lainnya. Alam dalam kawasan tersebut di
biarkan apa adanya tumbuh secara alamiah. Namun demikian dijaman pembangunan
ini, adanya keinginan kuat untuk mengikutsertakan cagar alam dalam proses
pembangunan,maka digunakan istilah Taman Nasional. Salah satu bentuk
kawasan konservasi yang dapat mempunyai tujuan ganda tersebut adalah Taman
Nasional. Dengan demikian Taman Nasional adalah kawasan konservasi yang
dikelola secara terpadu artinya semua tujuan perlindungan pengawetan dan
pemanfaatan dapat ditampung dalam satu kesatuan (unit) pengelolaan.
Berbeda dengan kawasan konservasi lain yaitu, Suaka Alam yang
meliputi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Pada kawasan ini tujuan utama dititik
beratkan kepada perlindungan dan pengawetan semata, sedangkan upaya pemanfaatan
secara langsung terbatas sekali.
- Cagar Budaya
Cagar budaya pun memiliki
pengertian yang sama dengan cagar alam, hanya saja yang dilindungi bukan suatu
daerah, melainkan suatu hasil kebudayaan manusia, seperti sebuah candi dengan
daerah sekitarnya, daerah condet di ibukota Jakarta juga merupakan cagar budaya
yaitu perkampungan masyarakat Betawi asli, yang sebagian besar sudah tergusur
ke luar Jakarta oleh derasnya pembangunan dan arus penduduk pendatang.
- Cagar Biosfer
Cagar biosfer adalah dapat meliputi suatu
daerah yang telah dibudidayakan manusia, misalnya untuk pertanian secara
tradisional dan pemukiman. Cagar biosfer ini sulit untuk dipertahankan, karena
masyarakat yang ada di dalamnya cenderung berubah dan berkembang pada kehidupan
yamng modern.
- Suaka Alam
Suaka
alam yaitu suatu kawasan yang memiliki ciri khas berupa keragaman dan keunikan
jenis flora yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
- Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa yaitu suatu
kawasan yang memiliki ciri khas berupa keragaman dan keunikan jenis satwa yang
untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
- Taman Nasional (Pasal 1 butir 13 UU No 5 Taun 1990)
Taman Nasional yaitu kawasan pelestarian alam yang memiliki
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Taman
Nasional mempunyai tujuan utama untuk pemanfaatan di bidang penyediaan tempat
Wisata Alam. Hutan lindung merupakan juga kawasan hutan yang disisihkan dengan
tujuan utama untuk perlindungan tata air, agar keberadaan sistem penyediaan air
dapat berlangsung terus menerus.
Dilihat dari beberapa tujuan kawasan konservasi dan kawasan hutan,
jelaslah bahwa Taman Nasional
dapat menampung semua tujuan baik perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan
secara lestari.
Pembangunan Taman Nasional mempunyai azas pokok di mana
pengembangan Azas tersebut dapat disesuaikan dengan kepentingannya. Azas pokok
yang dimaksud adalah merupakan rumusan dari IUCN pada tahun 1969 yang kemudian
diterima pada kongres Taman Nasional Sedunia ke 11 tahun 1972.
Adapun azas pokok tersebut
adalah sebagai berikut.
a)
Suatu Taman Nasional harus
relatif cukup luas.
b)
Taman Nasional harus
memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik flora, fauna, ekosistem
maupun geiala alam yang masih utuh dan asli.
c)
Tidak ada perubahan karena
kegiatan eksploitasi dan pemukiman penduduk.
d) Kebijaksanaan
dan pengelolaan Taman Nasional berada pada Departemen yang kompeten dan
bertanggungjawab.
e)
Memberikan kesempatan
kepada pengembangan obyek wisata alam, sehingga terbuka untuk umum dengan
persyaratan khusus untuk tujuan pendidikan ilmu pengetahuan, budaya, bina cinta
alam dan rekreasi.
Memperhatikan azas-azas pokok tersebut Taman
Nasional di Indonesia mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :
a)
Menjaga keseimbangan
ekosistem dan melindungi sistem penyangga kehidupan.
b)
Melindungi keanekaragaman
jenis dan mengupayakan manfaat sebagai sumber plasma
nutfah.
c)
Menyediakan sarana
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan
latihan.
d) Memenuhi
kebutuhan sarana wisata alam dan melestarikan budaya setempat.
e)
Merupakan bagian dari
pengembangan daerah setempat.
BAB 6 ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN TEKNOLOGI BAGI MANUSIA
A. Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi bagi
Kehidupan Manusia
Menurut
Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “
atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat
diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya
adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Terkait
dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk
memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is
the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana
(1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan
akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Sedangkan
menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai”
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
ü proses yang meningkatkan nilai
tambah
ü
produk yang
digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
ü Struktur atau sistem di mana proses
dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
Perkembangan
teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan
pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J.
Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas
pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu : pesawat terbang,
maritim dan perkapalan, alat transportasi, elektronika dan komunikasi, energi,
rekayasa, alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan pertahanan dan keamanan.
B. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar
Pengembangan Teknologi
Ilmu dalam
bidang IPA dan pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam IPA dasar atau murni,
IPA terapan, dan teknologi. IPA dasar, IPA terapan, dan teknologi mengkaji
bahan pokok yang sama, yaitu alam. Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang
dikajinya. Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami
bagaimana alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara
untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA
dasar dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk
membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
Konsep-konsep
IPA dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui
orang, keingintahuan itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yangÂ
dapat diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini
merupakan pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses
optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek
(benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-konsep IPA dasar merupakan
konsep-konsep IPA mengenai kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang
normal (biologi) atau ideal (fisika). Dalam konsep-konsep IPA dasar, seringkali
ada variabel (parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan
ke dalam konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau
normal agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja. Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai
konsep-konsep dasar bagi IPA terapan dan teknologi. Para ilmuwan menempatkan
IPA dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
Teknologi
meliputi teknik menyusun objek, serta membuat konstruksi alam dan alat,
sedangkan IPA mengenai properti (kondisi, kandungan dan sifat objek),
interaksi, dan perubahan objek. Konstruksi alam dan alat mengatur bentuk,
ukuran ruang, ukuran objek, pergerakan dan interaksi objek. Objek dengan
properti dan interaksinya diatur oleh konstruksi atau alat, sehingga
menimbulkan peristiwa yang diharapkan oleh perancang teknologi.
Sains dan
Teknologi telah melekat erat ke dalam setiap gaya hidup dan kehidupan modern,
bahkan begitu pentingnya bagi pelajar ataupun mahasiswa, dan menjadi tuntutan
dalam kehidupan professional kita, maka belajar sains dan mengembangan
ketrampilan sains dan teknologi pada saat ini adalah sangat penting dan menjadi
keniscayaan.
Pentingnya
terampil berkomunikasi dapat dibuktikan secara sepintas melalui berbagai surat
kabar harian/koran. Kebanyakan lowongan pekerjaan untuk posisi-posisi penting
selalu mempersyaratkan penguasaan teknologi. Bahkan saat ini begitu terasa
pentingnya bagi para pelajar Indonesia bertepatan dengan usaha-usaha pemerintah
untuk meningkatkan investasi asing di Indonesia. Pengetahuan dan keterampilan
ilmu sains dan teknologi memungkinkan kita dapat memasuki berbagai bidang
profesi, namun demikian tanpa dibarengi dengan pengembangan kreativitas pribadi
maka keterampilan itu sendiri menjadi tidak berarti dan tidak menjamin dengan
sendirinya masa depan yang cerah atau adanya pengembangan karir pribadi yang
pasti.
C. Sejarah Peradaban Manusia dan
Perkembangan Teknologi
Pada
pembahasan Sejarah Peradaban manusia kami akan memaparkan sejarah peradaban
manusia pada tahun Masehi sekaligus alur peradaban manusia yang di prediksi
akan terjadi dimasa yang akan datang secara kronologisnya, sebagai berikut :
kaum Khuza'ah; 500 – 1500 Zaman
Kegelapan (Dark Age) di Eropa; Perkembangan Teknologi Perkembangan Teknologi
mengakibatkan perubahan signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi,
khususnya dalam bidang teknologi informasi, seperti adanya hardware, software,
teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi (Laudon,
2006: 174). Perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi dunia bisnis,
tetapi juga bidang-bidang lain, seperti kesehatan,pendidikan, pemerintahan, dan
lain-lain. Tahun 1650 sampai dengan 1955 dinyatakan oleh Alvin Toffler sebagai
era industri. Era ini dimulai dengan terjadinya revolusi industri, yaitu
sejak ditemukannya mesin-mesin industri. Tenaga kerja manusia di dalam
pabrik mulai diganti dengan mesin. Namun seiring dengan bergulirnya
waktu, saat ini kita berada pada zaman Teknologi dan Informasi. Sebagai
contoh, kini telah di temukan alat elektronik anti bakteri pda mesin cuci,
lemari es dan pendingin ruangan yaitu dengan menggunakan teknologi nano.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan.Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan.
Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak
manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade
terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan
bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena
itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi,
pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu
konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
Adapun cara
untuk melengkapi kecerdasan Generasi Bangsa saat ini dan Untuk melengkapi
kecerdasan iptek para pelajar, diperlukan pula penyelarasan pengajaran iptek
dengan pengajaran imtaq. Sehingga terbentuklah manusia-manusia cerdas dan
bermoral yang dapat menghasilkan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi umat
manusia. Diantaranya adalah:
1) learning to know, yaitu para
Generasi akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat
diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Dengan pendekatan
ini diharapkan akan lahir generasi yang memiliki kepercayaan bahwa manusia
sebagai kalifah Tuhan di bumi diberi kemampuan untuk mengelola dan
mendayagunakan alam bagi kemajuan taraf hidup manusia,
2)
learning to
do, yaitu menerapkan suatu upaya agar para generasi menghayati proses belajar
dengan melakukan sesuatu yang bermakna,
3) learning to be, yaitu proses
pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar